Danau Singkarak adalah salah satu danau dari lima danau yang terdapat di Sumatera Barat. Danau ini merupakan danau terbesar, diikuti danau Maninjau, danau Diatas lalu Danau Dibawah, dan terakhir Danau Talang. Danau Singkarak berada di dua daerah tingkat dua yaitu Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar.
Danau Diatas dan Danau Dibawah dikebal dengan sebutan Danau kembar. Ini dikarena letaknya yang berdekatan, dan jika dilihat di satu titik, perbukitan yang memisahkan kedua danau ini laksana pematang raksasa bagi keduanya. Letak keduanya berada di Kabupaten Solok di kaki Gunung Talang. Danau Diatas terletak di darah Alahan panjang, sekitar 65 KM dari kota padang atau juga Kota Solok. Sementara Danau Dibawah terletak di daerah Bukit Sileh.
Dan Danau Talang adalah danau yang paling kecil yang juga berada di daerah Alahan Panjang, Kabupaten Solok. Hanya Itu berarti hanya Danau Maninjau saja yang tidak berada di daerah Solok. Danau ini berada di Kabupten Agam.

Danau Singkarak adalah danau tektonik yang mempunyai kedalaman 268 m. Sumber air danau ini adalah beberapa sungai yang mengalir melewati kenagarian-kenagarian yang berada di sekeliling Danau Singkarak. Dan danau ini juga menjadi hulu dari Sungai Batang Ombilin yang berada di Ombilin, Simawang, terus mengalir ke arah Sawah Lunto dan daerah Riau.
Selain itu Danau Singkarak menjadi sumber Pembangkit Listrik Tenaga Air Danau Singkarak yang hilirnya menjadi sungai yang melewati Lubuk Aluang, Padang Pariaman. Aliran air PLTA menembus perut bukit yang berada di daerah Malalo menuju Lubuk Alaung, Padang Pariaman.
Di sekeliling danau Singkarak dikelilingi oleh bukit-bukit yang memagari danau tersebut. Namun karena nagari-nagari yang berada di sekitarnya berada persis di pinggir danau, maka jalan rayapun ada di pinggir danau tersebut. Jalan raya Lintas Sumatera Solok Bukit Tinggi diapit danau di sebelah kiri dan rel kereta api si sisi kanan jalan. Rel kereta api berada persis di bawah perbukitan yang memagari danau Singkarak.

Pariwisata Danau Singkarak
Tempat-tempat pariwisata yang ada di sekeliling Danau Singkarak, bisa dibilang sangat kurang. Tempat-tempat wisata yang ada biasanya dikelola secara swadaya oeh masyarakat sekitarnya. Dan turis yang mengunjungi danau singkarak biasanya hanya turis domestik dari Sumatera Barat juga atau dari daerah sekitar Sumatera Barat seperti Riau, Jambi. Dan banyak juga wisatawan yang berwisata ke Danau Singkarak hanyalah keluarga yang kebetulan sedang melewati jalan raya yang berada di pinggir danau. Jadi, jarang sekali ditemukannya turis asing alias di sini.
Dan objek wisata yang adapun sebagian besar dikelola secara swadaya oleh masyarakat sekitar Danau Singkarak. Biasanya di tempat istirahat dan tempat singgah yang dikelola oleh masyarakat sekitar ini ada rumah makan atau warung kecil plus arena permainan air sederhana. Arena permainan air ini contohnya bebek-bebekan, dan ban untuk berenang. Dan juga perahu atau kapal kecil yang bisa ditumpangi sekitar sepuluh atau belasan penumpang untuk ‘berlayar’ agak ke tengah danau.

Tempat-tempat wisata yang ada itu antara lain Taluak (Teluk) di Tikalak, kecamatan X Koto Singkarak, Pantai Mutiara Batu Taba, Ombilin. Selebihnya pondok istirahat atau warung makan yang banyak bertebran di sepanjang jalan raya ada ada di pinggir danau.
Hotel yang tersedia pun juga bisa dihitung dengan jari. Biasanya hanya hotel kecil yang berada di pinggir jalan raya Lintas Sumatera. Di Taluak Tikalak ada satu hotel kecil dan penginapan. Juga di daerah antara Ombilin dan Batu Taba tapi saya tidak tahu namanya apa. Selain itu di daerah Sumpur juga ada Singkarak Sumpur Hotel yang jaraknya beberapa kilometer dari jalan raya Lintas Sumatera. Untuk menuju kesana masuk melewati Simpang Payo Batu taba.
Tapi jujur saja sih saya lebih menyukai pariwisata Danau Singkarak yang seperti ini daripada dikelola oleh inverstor dengan mendirikan banyak hotel. Aduh, jangan deh. Biar dikelola secara tradisional seperti itu saja. Itu pendapat saya sebagai orang sana yaa… ^^

Permasalahan Danau Singkarak
Sebagai yang dijadikan sebagai sumber air PLTA, Danau Singkarak mempunyai permasalahan yang sangat serius. Volume air danau ini semakin lama semakin susut. Apalagi pada saat musim kemarau, air danau ini susut sampai beberapa meter. Salah satu akibat volume danau yang berkurang ini adalah membuat ikan bilih, ikan khas danau Singkarak menjadi langka. Dan dikhawatirkan bisa memunahkan ikan yang rasanya ‘legit’ tersebut.
Selain itu permasalahan serius lainnya adalah, meskipun Sumatera Barat mempunyai tiga sumber pembangkit listrik tenaga air, tapi tetap saja wilayah provinsi ini sering dapat giliran pemadaman listrik…:(
Ke singkaran dan maninjau cuma sekedar lewat dan foto doank 😀
Aku ke dananu Maninjau terakhir kalinya udah lama bangeet… Waktu masih kecil… jadi sudah agak lupa… Yang serunya adalah pas ngeliwatin kelok 44, pada ngitungan siisi mobil, hehehe
Ahh emang keren sih yaaaa sumbar ini
Kalah keren dong dibanding Danau Toba… Secara Danau Toba udah dikenal dunia…^^
Danau Singkarak cuma turis lokal doang…
[…] ← Previous Next → […]
[…] postingan sebelumnya tentang Danau Singkarang, aku hanya menjelaskan tentang danau Singkarak aja. Sekarang tentang bagaimana mencapai Danau […]
[…] Danau Singkarak, Foto – Foto danau Singkarak, Bukit Tinggi, Ngarai Sianok dan Janjang Koto Gadang ~ The Great Wall of Kokto Gadang […]
[…] Danau Singkarak, Danau Singkarak, Bukit Tinggi, Ngarai Sianok dan janjang Koto Gadang […]
[…] Singkarak adalah danau yang berada di Kabupaten Solok dan Tanah Datar Sumatera Barat. Danau ini merupakan danau tektonik […]
[…] Singkarak adalah danau yang berada di Kabupaten Solok dan Tanah Datar Sumatera Barat. Danau ini merupakan danau tektonik […]
[…] bilih dalam bahasa Padang disebut dengan lauk bilih. Ikan merupakan ikan endemik khas Danau Singkarak. Nama latin ikan ini adalah Mystacoleucus padangensis. Tapi dalam bahasa Indonesia ikan ini sering […]
[…] menjadi salah satu danau dari empat danau yang terdapat di Solok. Tiga danau yang lainnya adalah Danau Singkarak (foto danau singkarak), Danau Dibawah dan Danau Talang. Danau Singkarak berada sekitar 15 km dari […]
[…] Itu jarak tempuh ke Padang Panjang aja 55 km, plus 6 km ke rumah puisinya. Belum lagi pinggir Danau Singkarak (foto-foto) masih sempet-sempetnya foto-foto dulu. Eh, ditambah lagi temanku juga masih sempat juga […]
[…] Danau Singkarak…. 🙂 Bagi warga sekitar Danau Singkarak, danau ini disebut dengan Pasia. Dan agiku, Danau Singkarak atau pasia ini sangat spesial. Aku dan teman-teman masa kecilku dan danau Singkarak mempunyai ikatan emosional yang sangat kuat. Banyak kenangan masa kecil yang tercipta di sekitar danau ini. […]
[…] Mencari ikan bilih, Danau Singkarak […]
[…] di daerah yang banyak rumah penduduk. Jalanan sepi. Mirip-mirip kampung saya sebenarnya, di pinggir Danau Singkarak, hehehe. Jadi kangen masa kecil saya di pinggir Danau Singkarak […]
[…] banget dah. Dari semua ikan yang paling saya suka saya adalah ikan bilih dan rinuk, makanan khas Danau Singkarak. Jadi selain pemandangannya, danau Singkarak juga punya sumber hayati yang enak dan bergizi tinggi. […]
[…] Danau Singkarak […]
[…] Danau Singkarak […]
[…] Danau Singkarak […]
[…] dari kampung saya, perjalanan dimulai menuju sebuah mesjid di Nagari Malalo, masih di pinggir Danau Singkarak tapi posisinya di seberang jalan raya negara Solok – Bukittinggi. Mungkin jaraknya sekitar 30 […]
[…] Danau Singkarak […]
[…] Danau Singkarak […]
[…] keindahan yang dimiliki oleh Solok adalah adanya empat danau di wilayah ini. Danau terbesar adalah Danau Singkarak yang berada di dua wilayah kabupaten, Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar. Tiga danau lainnya […]
[…] keindahan yang dimiliki oleh Solok adalah adanya empat danau di wilayah ini. Danau terbesar adalah Danau Singkarak yang berada di dua wilayah kabupaten, Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar. Tiga danau lainnya […]