Kemarin pagi pas ngintip-ngintip fb (hoho..kok sampe ngintip sih…^^) baca status fb-ers yang nangkring di ‘home’ di salah satu grup yang aku ikutin (kalo ngga salah grup penulis bacaan anak) tentang satu buku yang sangat tidak bagus sekali isinya.
Buku tersebut menceritakan keinginan kelinci yang ingin bunuh diri rame-rame karena putus asa dengan diri mereka yang selalu jadi makhluk penakut dan lemah.
Pas liat gambar buku tersebut jadi ingat aku juga pernah beli buku tersebut pas Indonesian Book Fair 2012 (kalo ngga salah bulan Juli deh). Niatnya sih beli buku-buku cerita anak-anak buat ponakan, tapi begitu liat isi buku yang satu ini, aku kaget dengan isi cerita tersebut. Judul bukunya Kelinci si Penakut ~ The Cowardly Rabbit, bilungal, Indonesia dan Inggris.
Buku Kelinci si Penakut ini tetap aku beli (buat pegangan aja dan mau di-share ke blog) tetapi nggak dibawa pulang pas lebaran. Tapi kemudian aku melupakan buku tersebut apalagi men-share di blog, sampai kemudian terlihat di f b.
Begitu baca postingan tersebut langsung saja aku ngubek-ngubek buku. Entah di dimana kiranya buku tersebut aku tarok, tapi Alhamdulillah ketemu juga sih.
Buku tersebut memang sangat tidak bagus karena berisi tentang kelinci yang berkeluh kesah meratapi diri mereka yang sering ketakutan, bernyali kecil. Dan juga mereka sering merasa keamanan diri mereka tergaanggu. Tidurpun susah karena empunyai telinga yang panjang sehingga mempunyai pendengaran yang tajam.
Karena merasa tidak hidup mereka tidak ada arti, mereka berniat bunuh diri bersama-sama di tebing. Maka berombongan mereka menuju tebing untuk bunuh diri. Tapi niat mereka untuk bunuh diri tidak jadi karena melihat katak yang ketakutan melihat kelinci begitu banyak. Saking ketakutannya katak, ia melompat ke dalam air. Pemandangan ini yang menyadarkan kelinci untuk tidak jadi bunuh diri karena ada yang lebih penakut dari mereka. Makin tidak mendidik juga kan, mereka bangga dengan ketakutan ‘orang’ lain pada kita.
Penerbit buku ini adalah Pustaka Daffa, tanpa ada nama penulis, editor dan informasi lainnya. Bahasa yang digunakan pun juga tidak bagus untuk anak-anak. Entah bagaimana buku ini lolos terbit….
Oke, untuk lebih jelasnya saya akan posting semua halaman buku tersebut. Nggak banyak kok, isinya sedikit, jadi Ga sampai 5 menit juga selesai bacanya.


Bahasanya mengerikan: “mati saja”, “pengecut”, dan “bunuh diri”.
Terlalu dini bagi usia balita untuk mengetahui bab tentang kematian.
Benar Mas Iwan… Penerbitnya hanya mungkin kejar setoran buat bikin baru tanpa benar2 diseleksi…
kata-katanya….. serem.
cuma kalau diingat2 dongeng tentang binatang misal kancil… sepertinya dari dulu mengajarkan tentang keburukan, misalnya mencuri mentimun atau menipu buaya. saya pernah nulis tentang dongeng tersebut di sini http://jampang.wordpress.com/2010/10/21/dongeng-kancil-dan-penjahat-kerdil/
Iya, kancil yang nakal, yang cerdik yang seringkali ngakalin hewan lainnya. Perasaan sekarang masih ada deh buku bahasa indonesia yang menceritakan tentang kisah2 kancil lainnya.
Bisa-bisanya.. Gambarnya lucu2 sih memang tapi paradoks banget dengan narasi ceritanya… Ya memang endingnya dibikin seakan happy ending tapi ya tetep juga nuansa ndak mendidiknya ada… Baca buku itu menurut saya sngt berpengaruh pada pemahaman diri, apalagi buat yang masih kecil2… Yg dewasa aja sering terpengaruh dengan sendirinya ttg isi buku yng dibaca
Cambar dan kualitas kertas bukunya bagus… Tapi ya itu, isinya benar2 ‘menakjubkan’….
gambarnya sih lucu ya tapi isinya hehehe
Kwalitas buku en gambarnya bagus, tapi berbanding terbalik ma isinya…:(
God damn, is that for real???
yg lbh bodoh adalah yg mengalih-bahasanya !
gak ada inti ceritanya, knp hidup kelinci itu berharga juga gak terjawab..
mana kyk mengolok2 ceritanya
Yup… itu bener banget. Bukunya ada di dekat aku, dan dipoto lgsng dr hape.
Isi ceritanya kosong, dan nama penulis end editor juga ngga ada.
kasian banget sih kelincinya.. ya Allah.. nanti ini mengajarkan anak2 berpikir utk mengeluh dan berpikir bahwa hidup mereka nggak ada gunanya..
padahal Allah menciptakan sesuatu itu tidak main2,,, masak menciptakan kelinci nggak ada gunanya.. ckckckk.. parah banget ini buku…
Bener mba… Padahal kelinci itu makhluk lucu kata aku, kok ya bisa ‘diciptakan’ penulisnya berpikiran seperti itu…