Cara Mengurus Surat Keterangan Masih Menikah dan Tinggal Bersama Antara Warga Negara Asing dengan Warga Negara Indonesia

Masih dalam rangka membantu pengurusan naturalisasi suami sahabat saya menjadi WNI nih. Salah satu dokumen yang harus dilengkapi oleh warga negara asing yang hendak menjadi warga Negara Indonesia atau proses naturalisasi adalah : Surat Keterangan Masih Menikah atau Masih Terikat Pernikahan dan Tinggal Bersama dengan Suami/Isteri yang Warga Negara Indonesia. Surat keterangan ini dikeluarkan oleh kelurahan tempat pasangan suami istri ini tinggal.

Surat Keterangan Masih Menikah atau Masih Terikat Pernikahan dan Tinggal Bersama dengan suami/Isteri yang Warga Negara Indonesia ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk membuat SKIM atau Surat Keterangan Imigrasi untuk proses naturalisasi. Pembuatan surat keterangan ini diminta oleh Kantor Wilayah Kemenkumham DKI Jakarta yang berada di jalan MT. Hartyono no. 24, Cawang, Jakarta.

Jujur saja, awalnya saya heran dengan dokumen yang diminta oleh petugas Kantor Wilayah Kemenkumham DKI Jakarta ini. Pasalnya salah satu dokumen yang harus ada adalah fotokopi buku nikah yang dikeluarkan oleh KUA. Dan itu sudah dicek oleh petugasnya bahwa fotokopi buku nikah teman saya: ada.

Terus, buat apa lagi coba minta surat keterangan masih menikah atau masih terikat pernikahan dan tinggal bersama dari kantor kelurahan? Aapa fotokopi buku nikah tidak cukup?

Saya bertanya kepada petugasnya, untuk apa surat keterangan tersebut, kan sudah ada surat nikah. Dan saya juga tanya apakah surat nikah tersebut tidak valid sebagai bukti bahwa mereka suami istri? Petugasnya menjawab takutnya mereka sudah pisah dan tinggal pisah rumah. Saya hanya ber-oohh saja mendengar alasan kaya gitu.

Maka saya pun kemudian mengurus surat keterangan tersebut. Apa saja yang harus dilakukan untuk membuat surat keterangan ini?

  1. Suami/isteri yang WNI membuat surat pernyataan bahwa mereka masih terikat pernikahan dan masih tinggal bersama dalam satu rumah, dan bermaterai. Contoh suratnya ada di sini.
  2. Surat pernyataan tersebut ditandatangani oleh dua orang saksi yang tinggal di kelurahan yang sama. (Sekalian saja minta tolong pada RT dan RW untuk menjadi saksi).
  3. Setelah itu ditandatangani oleh RT dan RW.
  4. Fotokopi KTP suami/istri yang WNI.
  5. Fotokopi Kartu Keluarga suami/istri yang WNI.
  6. Fotokopi surat nikah.
  7. Fotokopi paspor suami/istri yang WNA.
  8. Fotokopi Kitap suami/istri yang WNA.
  9. Fotokopi semua keterangan izin masuk ke Indonesia (visas) yang ada di paspor.
  10. Fotokopi KTP atau Kartu Keluarga saksi.
  11. Lalu bawa surat pernyataan tersebut ke keluruhan untuk dibuatkan surat keterangan.
  12. Setelah mendapatkan surat ketrangan ini, sebaiknya difotokopi dulu sebagai arsip, sebelum diserahkan pada petugas Kanwil Kemenkumham.

Yang sangat menyebalkan saya ketika mengurus proses naturalisasi di Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta ini adalah, mereka memberika informasi tentang kelengkapan dokumen secara menyicil. Serius! Secara menyicil. Tidak sekaligus secara keseluruhan.

Setelah proses pengurusan kelengkapan dokumen SKIM selesai di kantor Imigrasi Jakarta Selatan, semua berkas dibawa ke Kanwil Kemenkumham DKI. Jakarta. Setelah dicek ibu petugasnya, kata ibu petugasnya masih ada satu berkas yang kurang, yaitu: Surat Keterangan Masih Menikah atau Masih Terikat Pernikahan dan Tinggal Bersama dengan Suami/Isteri yang Warga Negara Indonesia yang sekarang saya bahas.

Setelah selesai pembuatan Surat Keterangan Masih Menikah atau Masih Terikat Pernikahan dan Tinggal Bersama dengan Suami/Isteri yang Warga Negara Indonesia ini  beberapa hari kemudian, saya menyerahkan surat ketrangan ini pada petugasnya. Kali ini petugasnya beda. Seorang bapak-bapak muda. Si bapak ini kemudian bertanya pada saya : Mana KTP WNA-nya Mba?

Haaaa???? KTP WNA? Kemaren-kemaren tidak ada sama sekali omongan tentang KTP WNA. Jadi saya tidak paham yang ia maksud.

“KTP WNA maksudnya, Pak?” tanya saya.

“WNA-nya ada KTP-nya kan?” si bapaknya balik nanya.

“Sepertinya ngga ada deh, Pak! Semua dokumennya sudah lengkap semua tapi KTP-nya memang tidak ada kayanya.”

“Mba, setiap WNA juga ada KTP-nya. KTP-nya musti difoto kopi juga!” sahut si bapaknya.

“Kemarin tidak pernah diomongin Pak, katanya sudah lengkap, kecuali surat keterangan masih menikah dan tinggal bersama!” jawab saya jujur.

Atas saran si bapak petugas tersebut, suami teman saya harus buat dulu KTP WNA-nya. Huuuufff… Kenapa kemarin ngga dibilangin petugasnya sih???? Jadinya saya kan bolak balik ke kelurahan lagi.

Sebel bangeeeeetkaaan saya. Kemaren tidak dibilangin harus ada KTP WNA dulu. Katanya sudah lengkap, kecuali surat keterangan masih menikah dan masih tinggal bersama. Sekarang ada lagi yang kurang. Maksudnya apa coba? Urusan sama instansi kok ya ngga dikasih semua informasinya. Semuanya serba dicicil. Kasih taunya satu-satu, bikin masyrakat bolak-balik ngturusnya.

Kata petugasnya, pengurusan KTP WNA musti di dukcatpil. Tapi ndilalahnya si bapak petugasnya juga dukcatpil mana, sudin atau kantor wilayah. Dan dia juga ngga tau gimana proses pembuatannya. Situ ngerti kerjaanya ngga sih?

Huuuufff… sering wasting time banget berurusan sama petugas negara kaya gini, serius!!

——————————————————————————————————————–

Odop october 2, Blogger muslimah

54 comments

  1. Nah, itu yang belum berunah..Di atas, proses pasti cepat dll. Eh pas di ujung tombak pelayanan ya begitulah…
    Saya pernah urus paspor perpanjangan ribetnya…padahal sudah daftar online. kayaknya kalo udah birokrasi begini harus siap napas panjang deh.Sabaaaaar:)

    • Beneeer Mba, berurusan sama birokrasi bener2 siapin kesabaran yg luar biasa tinggi. Musti siap dipimpong sana sini.

      Kalo ga ingat kt ada perlu sama mereka, pengen banget rasanya marah2 ke mereka.

  2. Wes udah biasa dengan hal beginian *jumawa* :-)), btw itu papa samir juga belum punya ktp wna, belum diurus krn juga belum pernah di tanyain sampe sekarang jadinya belum butuh,hehe takutnya juga pas ke ktr capil mereka pasti bingung, ktp wna? Apa itu? Jadi ya sudahlah nunggu aja klo eman butuh baru di bikin 😛

  3. Mba aku Mau tanya , buat SKIM apa kitap minimal masa berlakunya masih 1 tahun ?
    Terima kasih sebelumnya mba 🙏🏼

  4. Maksd saya pada saat proses SKIM masa berlaku kitapnya masih panjang ga mba ? Hehe
    Aku sedang pengajuan SKIM, kitap berlaku tinggal 10 bulan lagi habis , tp ga bisa , Karena katanya klo pengajuan skim , berlakunya Kitap harus minimal masih 1 tahun 😥😥
    Terima kasih banyak mba atas balasannya 🙏🏼

      • Aku blm dapet SKIM mba , karena kitap suami sisa 10 bulan lagi , di katakan proses skim bisa di lakukan klo masa berlaku KITAPnya masih 1 tahun .. makanya saya LG cari2 info nih hehe
        Ktp punya mba
        Sudah lengkap semua untuk pengajuan tp td di tolak Karena masa kitap

            • Harusnya sih sama dengan Jakarta Selatan ya. Silakan Mba coba juga tanya ke Jaksel Mba.

              Oiya, kalau udah dapat SKIM urusannya sudah di Kemenkumham DKI Jakarta di Cawang

              • Iya mba lagi coba negosiasi dengan pihak imigrasi , Karena peraturan ini bener2 baru katanya ..
                Oh setelah dapat SKIM kemenkumham cawang , bukan yg di rasuna said ya mba ?

                • SKIM diperoleh dari Kantor Imigrasi, tapi prosesnya juga sampai irjen (dirjen) imigrasi Rasuna Said.

                  kalau segala proses adm di Irjen sudah selesai, dan sudah ok, Kanim akan mengeluarkan SKIM,

                  SKIM ini yang nanti jadi syarat buat pengajuan naturalisasi (plus syarat surat keterangan kelakuan baik dan surat keterangan sehat jasmani rohani dr RSUP (RS Nasional), di Kantor Kemenkumham DKI Jakarta.

                  • Iya mba SKCK semua Sdh aku pegang , oh iya mba RSUP ini sama aja dengan RSUD kan ya ? Yg penting RS pemerintah ya mba ?
                    Aku tinggal SKIM dan Medical check up aja nih mba

                    • Wah Makasih banyak mba infonya , beruntung blm lakukan check up , padahal niatnya Mau ke rsud pasar minggu
                      Klo SKCK sdh di buat , tp buatnya di polda 😅 berarti harus buat yg di polri Lg ya mba

                    • Untuk Naturalisasi musti di Polri Mba. Yang tinggal di non Jakarta, di polda hanya untuk urusan sidik jari segala macam, tp mengeluarkan SKCK-nya dari polri, semua berkas yg dari non Jakarta harus dikirim ke Jakarta.

                    • Wah terima kasih banyak mba
                      Iya mba aku nunggu nego skim dulu , Abis itu polri dan med check up , terima kasih banyak ya mba sekali Lg 🙏🏼🙏🏼🙏🏼

                    • Aamiin Aamiin ya Allah makasih ya mba 🙏🏼🙏🏼 Semoga Allah SWT membalas kebaikanmu Mba ❤️

                    • Aamiin, Mba…

                      Soalnya saya udah tau ribetnya Mba, dipimpong sana sini oleh birokrasai. Makanya saya buat tulisan ini.

                      Yang penting Mba lancar ya ngurusnya, Aamiin…

                    • Aamiin Aamiin ya Allah mba
                      Iya tulisan mba ini sangat bermanfaat sekali mba 🙏🏼
                      Betulll mba setuju
                      Suka aneh dengan syarat2 , yg Dimana ga di jelasin dari awal
                      Udh punya buku nikah legalisir masih aja minta keterangan masih menikah 😆😅
                      Makanya udh capek bgt klo harus masih urus2 surat2 bertahun2 selanjutnya , sudah cukup kayanya , jd WNI saja lebih baik hehehe

                    • Oh iya mba ternyata suami buat skck nya di mabes polri trunojoyo Alhamdulillah heheheh

                    • Oh Mba tinggal SKIM ya… Kalau SKIM yang belum, prosesnya belum bisa lanjut Mba.

                      Medical Check Up nya nanti aja Mba kalau proses SKIM sudah jadi. Sayang aja ngurus med check up sekarang.

    • Saya ngga ingat apakah KITAP harus minimal 1 tahun ya, tapi kalau SKIM sudah ada mustinya permasdalahan KITAP udah ngga masalah lagi.

      Karena untuk bikin SKIM kan Kitap juga syarat utama…

      • Baik mba terima kasih banyak ya mba Sudah berkenan membalas 🙏🏼🙏🏼
        Ternyata td kata pihak imigrasi memang baru berubah proses SKIM skrg yg mengharuskan masa berlaku KITAP minimal masih 1 tahun Lg 😥🙏🏼

Leave a comment