Mesjid Kapitan Keling, George Town, Penang, Malaysia

Kalau jalan ke Penang, salah satu destinasi yang musti atau yang ingin saya kunjungi adalah Mesjid Kapitan Keling. Karena memang demikian tekad saya, kalau mau jalan,musti mengunjungi mesjid-mesjidnya juga, terutama mesjid bersejarah atau mesjid yang menjadi landmark kota/negara tersebut. Di Malaysia, saya baru mengunjungi Jamek Sultan Abdul Samad yang merupakan mesjid tertua di kota Kuala Lumpur, Mesjid Negara, Mesjid Apung Malaka dan Mesjid Putra di Dataran Putra yang berada di Kota Putrajaya.

Mesjid Kapitan Keling ini adalah mesjid yang didirikan oleh Kapitan Cauder Mohudeen Merican pada tahun 1801. Pembangunan mesjid ini terwujud karena semakin banyaknya muslim India yang tinggal di Penang. Awalnya orang-orang India melkukan perdagangan di Penang dan kemudian akhirnya menetap di sana. Lama-lama komunitas India muslim membutuhkan mesjid untuk beribadah. Sehingga mereka dirikan mesjid yang menjadi mesjid pertama yang berdiri di Pulau Penang, Malaysia.

Kenapa mesjid ini dinamakan dengan Kapitan Keling? Karena Mesjid ini dididirikan atas inisiasi Kapitan Cauder Mohudeen Merican. Kapitan Cauder Mohudeen Merican seorang muslim. Dan karena warna kulit keturunan india dan juga mandor ini berwarna gelap atau keling, maka orang-orang menyebut mereka dengan orang keling dengan sebutan orang hitm. Sehingga nama mesjid ini pun dinamakan dengan nama Mesjid Kapitan Keling.

Karena mesjid ini didirikan oleh masyarakat keturunan india, maka tidak heran mesjid ini berarsitektur seperti mesjid-mesjid di Mughal, kerajaan yang pernah memimpin India dan Pakistan. Warna mesjid didominasi dengan warna putih. Bangunannya tampak kokoh dengan tiang-tiang yang besar menyangga bagian dalam mesjid. Dan flafonnya yang tinggi membuat sirkulasi udara mesjid ini jadi lancar sehingga udara di dalam mesjid rerasa adem.

Mesjid ini berada di pusat kota George Town, Penang. Berada di pojokan jalan Lebuh Buckingham dan Lebuh Kapitan Keling. Dan kira-kira 100 meter dari Lebuh Chulia, Little India. Di sepanjang jalan Kapitan Keling ini berdiri beberapa buah bangunan ibadah beberapa agama. Sekitar 150 m dari mesjid ke arah timur ada Kuil Hindu Sri Mahamariamman. Dan geser lagi ke arah timur Laut ada sekitar 100 m ke arah sananya lagi ada kuil Dewi Kwan Im, kuil umat Tri Dharma. Dan masih sekitar 100 m ada Gereja Anglican St. George yang anggun dengan warna putih. Lengkap tempat ibadahnya ya… 🙂

Dulu, selain berfungsi sebagai tempat beribadah umat islam, mesjid ini juga berfungsi sebagai mercusuar. Karena menara mesjid ini dulunya mungkin sebagai bangunan paling tinggi di daratan Pulau Penang ini jadi bisa terlihat jelas dari arah lut. Ide yang bagus ya, demi keselamatan pelayaran.

Untuk masuk ke dalam mesjid ini dalam rangka ‘traveling’ bebas ya, kecuali 2 jam menjelang pelaksanaan shalat Jumat, karena panitia mesjid beberes persiapan shalat jumat. Dan bagi pengunjung wanita harus berpakaian sopan ya. Ngga boleh berpakain terbuka. Kalau berpakaian terbuka, wajib memakai jubah yang sudah disediakan oleh panitia mesjid.

Oiya mesjid ini juga menyediakan air minum kemasan murah yang tersedia di rak-rak. Harganya 1 RM. Tidak ada yang menjaga penjualan atau pembelian air minum ini. Ini ibarat warung jujur, karena pembayarannya langsung dimasukkan ke dalam celengan. Jadi kalau ngga masukin bayaran air botol ke dalam celengan, ya ngga tau petugasnya. Tapi kan namanya ngga jujur ya.

Untuk mencapai Mesjid Kapitan Keling ini sangat mudah. Jika penginapan atau hotelnya berada di daerah Little India, maka pengunjung tinggal jalan saja ke Mesjid Kapitan Keling ini. Kalau dari Komtar naik bis gratis juga bisa. Ntar tinggal bilang saja ke sopirnya kalau mau turun di Mesjid Kapitan Keling. Gampang banget kok. Dari Mesjid Kapitan Keling bisa jalan ke banyak tempat wisata, baik wisata rumah ibadah atau bukan. Pokoknya bakal bingung mau kemana dulu karena kiri kanan daerah wisata semua, hehehe.

 

11 comments

  1. Lihat masjid ini pertama kali nggak sengaja pas jalan dari dermaga ke penginapan di daerah Love Lane. Akhirnya jadi sering lewat sini buat cari makanan di Little India. 😀

    Itu kubahnya kayaknya agak-agak mirip juga sama Masjid Baiturrahman, meskipun cuma satu aja hehehe..

Leave a comment