The Lodge Maribaya yang Sangat Mahal dan Menguras Kocek Pengunjung

Di Lembang, salah satu objek wisata yang naik daun dan sangat terkenal adalah The Logde Maribaya. Objek wisata ini memanfaatkan lahan miring perbukitan dengan latar belakang pepohonan pinus. Di dalam objek wisata ada bermacam-macam atraksi ‘petulangan’ seperti naik sepeda gantung, berfoto di ayunan di atas tebing, atau berfoto ala-ala naik balon udara.

Saya pun akhirnya jalan-jalan ke sana bersama kakak angkat saya dan juga keponakannya, yang kuliah UPI Bandung. Kami mencarter moil seharian untuk jalan-jalan keliling Lembang. Kami berangkat sudah agak siang sebenarnya, jam setengah 10 atau malah lewat sedikit.

Pendapat saya tentang Lodge Maribaya ini, sebenarnya lumayan bagus. Dengan suasana pegunungan yang adem dan dipenuhi pepohonan, nyaman banget di sana buat santai-santai. Tapiiii, untuk bisa menikmati berbagai fasilitas wahana, HARUS MEROGOH KOCEK YANG SANGAT DALAM. Wahana di Lodge Maribaya ini sangat muahaaaal. Apalagi klau pengunjung datang bersama keluarga dengan anak yang banyak. Muantaaap deh muahalnya. Bikin jebol kantong, hehehe.

Kenapa muaahal bangeeet? Pertama, tiket masuknya 35.000, anggap standar ya karena bisa dapat potongan 10 ribu untuk makan di dalam. Tapi, makanannya juga sangat mahal. Satu porsi kecil (kecil loh ya) pecel yang 20 ribu atau 25 ribu. Bayangkan sayuran plus tahu kacang saja ‘dihajar’ 20 an ribu. Saya dengar dengan jelas ibu-ibu yang ngoceh-ngoceh ‘pecel segitu aja muahaal banget.’ Cilok yang kalau di abang-abang beli 5000 dapat banyak, di sana dihajar 25.000, dapetnya sedikit, hahaha.

Bakalan cepet naik haji tuh mereka. Tapi dengan harga yang mencekik dan dengan porsi yang tidak sesuai, yang bikin pembeli ngedumel, hasil yang mereka dapatkan mungkin juga bakalan ngga berkah. Karena sebagian pengunjung ‘merasa’ terdzalimi, dan yang ada akhirnya keluar sumpah serapah dari pengunjung, hehehe. Itu pendapat saya loh ya.

Belum lagi kalau kita naik wahana-wahana gitu. Misal, naik kereta gantung. Kalau ngga salah tiketnya 25.000. Itu hanya bayaran untuk naik kereta yang (menurut saya) tidak sampai 5 menit. Pengunjung hanya dikasih waktu buat cekrak-cekrek oleh tim fotografi mereka. Abis itu ya udah, ditarik lagi. Selesai, dan tidak sampai 5 menit.

Begitu juga ketika naik wahana foto di balon udara. Masuknya 35.000 per orang. Mau masuk sendiri-sendiri dan foto sendiri-sendiri di sana atau foto ramai-ramai, bayarnya tetap 35.000, karena hitungannya kan per orang. Antriannya panjang, dan buat foto-foto cekrak cekrek dan ngga sampai 5 menit juga, selesai. Naik pesawat kalau ngga salah 35.000 juga, saya benar-benar lupa. Dan yang paling ‘lumayan’ murah kalau ngga salah ayunan, 15.000. Tapi saya ngga naik wahana ayunan ini.

Saya ngga mau naik wahana banyak-banyak. Saya cuma naik dua wahana saja, sepeda gantung dan balon udara ala-ala aja. Dua wahana aja sudah habis 60.000, plus tiket masuk 35.000, jadi 95.000. Gimana kalau saya naik ayunan, trus juga naik pesawat-pesawatan, yang lain-lain juga? Bisa habis berapa tuh? Muahaal kan ya. Meskipun saya dibayarin kakak saya, saya kin mikir juga kakak saya bakal ‘tekor bandar’ bayar untuk bertiga.

Harga tiket wahana tersebut ngga termasuk foto-foto yang diambil mereka loh. Kalau mau ambil satu foto, bayar lagi satu foto 10.000 ribu per foto dalam bentuk tranfer via Share It. Bayangkaaan, udah tiketnya mahal satu foto pun ngga masuk dalam paketan. Menurut saya ya, apa salahnya sih tiket naik wahana, dapat bonus 3 foto gitu. Kan dibaginya juga via hape. Dan kalau pengunjung mau ambil foto lebih dari 3, batu boleh bayar per potonya. Kan sama-sama enak ya. Pengunjung bahagia, pengelola tetap dapetl untung gedeee.

Saya lihat banyak banget orang yang marah-marah, ngoceh-ngoceh di boot pengambilan fotonya. Berapa banyak lagi biaya tambahan yang ditanggung pengunjung untuk mendapatkan foto bagus yang dicekrek oleh kamera bagus, bukan cuma kamera hape. Bahkan bapak-bapak yang dari logatnya saya yakin dari Sumatera Utara, keseell banget kayanya dengan sistem yang kaya gini. Ia ngoceh-ngoceh dan marah-marah sama mas-mas karyawan di sana.

Dan sepertinya karyawan di Lodge Maribaya pun sudah sangat kebal mendengar ocehan-ocehan pengunjung. Mereka jadi sudah tebal kuping mendengar orang-orang yang komplain sama mereka. Muka mereka sudah lempeng aja melihat orang-orang kesel sama mereka. Sepertinya mereka juga sudah pasrah diocehin-diomelin pengunjung. Dieeeem aja dioceh-ocehin pengunjung yang lagi kesal. Apa daya mereka coba, mereka cuma kerja di situ. Tapi sebagai pekerja di sana, merekalah yang kena semprot pengunjung yang kesal. Emang sih, pihak Lodge Maribaya atau orang lain mungkin bisa bilang : kalau mau ambil silahkan, kalau ngga silahkan, kami ngga maksa.

Tapi pihak manajemen apa ngga bisa mikir ya, kan tidak semua pengunjung mempunyai dana lebih. Dan mungkin saja banyak diantara pengunjung harus berjuang keras nabung dulu agar bisa ke sini karena ‘terpesona’ dengan keindahan yang ditampilkan di sosmed. Dan tiba-tiba mereka ‘syok’ mendapati kenyataan kalau biaya yang harus mereka keluarkan jauuuuh dari bayangan mereka. Iya kalau mereka cuma berdua orang aja, dan naik beberapa  wahana. Kalau pengujungnya keluarga dengan 2 – 3 anak remaja yang memang pengen banget mau nyoba-nyoba naik beberapa wahana gimana. Amsyiong mereka.

Jadi ya gaes, bagi pengunjung yang mau ke sini dan mau coba-coba naik wahana, siapin duit banyak-banyak ya. Tiket masuk 35.000, naik balon udara ala-ala 35.000. Naik sepeda gantung 25.000, naik pesawat-pesawatan 35.000, naik ayunan 15.000. Makan dan minum (porsi kecil) 40.000. Dan foto minimal 4 – 5 biji, 50.000. Total jadinya Satu orang paling ngga 250.000 untuk beberapa wahana plus foto-fotonya. Kalau pergi sama anggota keluarga gimana? Tinggal kaliin aja sebanyak yang ikut, hehehe.

35 comments

  1. wisata foto ya namanya kalo begini sih 😀
    dari dulu emang gak terlalu minat ke sini sih, abis baca jadi makin ga minat

    • Hahaha, keren istilahnya… wisata foto…

      Sebenarnya aku tertarik aja ke sana krn tempatnya adem bgt (tapi jauh lebih adem Cikole Grafika). Tapi muhalnya ini bikin emosi jiwa…

  2. ahaha.. kalem fisra kaleeeum.

    aku udh lupa di sana ngap aja. tp aku cm naik 1 wahana. trs sempet makan di spot2 yg tenda2 gitu sama ke cafe nya. lupa jg brapa bayarnya

    yg jelas siy mihiiil ahaha.. secara ke sana kalo g foto ya ngapain yekaaan 😀

      • waktu itu kan kita b3, nah sebelum jalan2 ngumpulin uang di satu org buat biaya apapun. jd pas makan g kerasa ahaha.. entah brapa

        tp rata2 kn begitu yak, kaya dusun bambu jg gitu. tp masalahnya klo di lodge itu kalo g poto ya nontonin org Poto ahahah

        bnr, kebayang org yg dtg bawa byk anak kecil. pasti kejebak bgt itu.

        kalo aku siy kesel ngantri ambil poto wkwkw.. udh kek ngantri apaaaan panjangnya 😂

        • Sama Tin, aku jg ber3, aku yang bertugas bayar membayari walau duitnya dari kakakku, jadi akunya yang nyesek jadinya, hahaha.

          Kalau semua ikut wahana, ngga ada yg bakal motoin kita kan. Kecuali naiknya gantian, tapi kan buang-buang waktu dan ngga seru gitu.

          Harusnya mereka kasih paketan harga tiket segitu dapet foto 2 atau3, kan orang juga ikhlas kan ya…

          eh jadi panjang komen aku, wkwkw

            • Nyesek banget. Aku pernah liat orang yang suami istri sama anak umur 5 tahun makan kaepsi. Istri sama anaknya makan, si bapak ngga. Tapi si bapak matanya khuyuk banget liat struk harga makanan. matanya kaya ngenes gitu. kan jadi kasian liatnya ya. Mungkin mikir, jajan sekitar 70 an (rata2 paket yg 35 ribu) tapi cuma buat 2 porsi. Gitu kali si bapak muda itu mikir, haha… kan jadi kasian ya liatnya…

Leave a comment