
Hai Gaeess, saya mo cerita-cerita lagi. Dan seperti biasa ini cerita yang harusnya udah saya posting dua setengah tahun yang lalu. Biasaaa, kelamaan tersimpan di draft, hehehe. Maklum saya kan tim malas malas yang dipiara sampe-sampe ceritanya udah kaya ruangan yang berdebu. Jadi, jangan ditiru pemalasnya saya ya, teman-teman hehehe…
Oiya, duluu, banget saya kan pernah cerita cerita dari Padang mau ke Malaka untuk menemani adik saya yang hendak berobat di Malaka. Begitu kami keluar dari border imigrasi masuk Malaysia, kami langsung aja menuju ke area keberangkatan terminal bus, taksi Bandara KLIA 2. Lokasi terminalnya tersebut gampang banget untuk mencarinya.
Jika kita berada di pintu keluar area kedatangan Bandara KLIA 2, di sisi kiri, terus aja ke arah lorong lebar diantara pertokoan mall bandara tersebut. Di ujung lorong, ada tangga ke bawah, itu adalah tangga menuju terminal bus, taksi KLIA 2. Di sana tersedia loket-loket penjalan tiket bus dan juga taksi. Di loket tersebut sudah tersedia tarif bus dan taksi ke beberapa daerah tujuan.

Nah karena adik saya maunya kami naik taksi aja, maka saya pun segera pesan taksi tujuan Malaka, tempat turunan di Rumah Sakit Mahkota Medical Centre Malaka. Tarifnya 200 RM kurang 2 Rm, atau 198 RM. 200 RM itu, itu termasuk tol dan parkir (kalau ada parkir). Muahaaaal banget kan. Setelah membayar ongkos taksi, petugas loket memberikan 2 struk bukti bayar. Satu untuk sopir taksi, satu lagi untuk saya. Ia menunjukkan arah pintu menuju taksi.
Maka saya dan adik saya menuju ke arah pintu tempat taksi mangkal, dan mendapatkan sopir taksi. Saya memberikan struk bukti bayar taksi pada sopir taksi, lalu saya sengaja memilih duduk di depan, adik saya di belakang. Tujuannya biar saya bisa liat-liat pemandangan, sesederhana itu aja sih, hehehe. Lalu, kami pun cuuuus meninggalkan area parkir taksi KLIA 2.
Sopirnya alhamdulillah sangat asyik sekali. Sopirnya, secara darah dia orang indonesia asli. Ia kelahiran Malaysia jadi berkewarganegaraan Malaysia. Orangtua, salah satunya adalah bersuku Mandailing, Tapanuli Selatan. Dan salah satunya lagi bersuku Jawa di Sumatera Utara. Tapi saya lupa apakah ayahnya yang Mandailing dan ibunya yang Jawa atau sebaliknya. Tapi kalau saya ngga salah ingat ibunya yang Mandailing, ayahnya yang Jawa. Istrinya orang Sabah.
Selama dalam perjalanan selama 2 jam, si abang sopirnya ini ngga berhenti ngobrol. Bisa dibilang ia mendominasi omongan hingga 70 persen. Sisanya baru saya dan adik saya. Omongannya seputar isu-isu terkini tentang malaysia. Tentang Perdana Menteri Malaysia Najib Razak yang KKN, yang sangat mengutamakan orang Cina ketimbang orang Melayu. Pokoknya China minded lah Pak Najib razak.
Ia juga bilang Mahathir Muhammad pastinya juga ngga bersih-bersih amat, tapi paling ngga KKN-nya dia ngga keliatan. Apalagi ia mampu membawa Malaysia menjadi Malaysia yang jauh lebih maju. Ia membuat undang-undang yang sangat melindungi warga Melayu biar warga Cina ngga melesat jauh meninggalkan warga Melayu. Sehingga orang Melayu pun bisa maju Hal yang sangat terbalik yang terjadi ketika Najib berkuasa.
Katanya pula, Mahathir Muhammad seorang yang sangat visioner, berpikiran sangat jauh ke depan, bahkan sampai 30 tahun ke depan. Ia bisa menunjukkan Malaysia menjadi bangsa yang bermartabat di dunia internasional. Dulu, sebelum ada Menara Kembar dan juga Kota Putrajaya, dunia internasional ngga kenal dengan Malaysia. Sehingga ia mau membuat sesuatu yang membuat dunia tau bahwa ada sebuah negara yang bernama Malaysia.
Mahathir Miuhammad kemudian membuat proyek besar, yaitu Menara Kembar Petronas dan juga pusat pemerintahan Malaysia di Putrajaya. Sebuah rencana atau kebijakan yang tidak populer. Bagi anggota parlemen, rencana Mahathir Muhammad itu sangat tidak masuk akal dengan kondisi Malaysia saat itu. Namun Mahathir Muhammad tetap yakin dengan keputusannya, membangun Menara Kembar Petronas dan juga pusat kota admintrsi pemerintahan, Putrajaya.
Bang Sopir bercerita dengan penuh semangat, sepertinya ngga ada capek-capeknya. Dan sekarang, apa yang diperkirakan dan diinginkan oleh Mahathir Muhammad tercapai. Ia ‘bisa membuktikan kepada warga dunia’ bahwa ada negara di Asia Tenggara yang bernama Malaysia. Dan sekarang, terbukti bahwa oarang orang asing (bule barat) tau tentang Malaysia. Dan semua itu berkata visi-nya seorang Mahathir Muhammad yang sangat jauh ke depan.
Hanya saja, yang membuat saya agak heran adalah, bahwa ternyata, sekarang rakyat Malaysia ngga terlalu tau dengan Upin dan Ipin. Bahwa Upin dan Ipin bukanlah cerita anak-anak yang (sangat) populer di Malaysia. Sedangkan bagi kita Upin dan Ipin adalah serial anak-anak yang sangat disukai oleh sebagian besar anak-anak Indonesia. Bahkan anak-anak Indonesia yang menonton Ipin Upin, kalau berbicara pun macam Upin dan Ipin dan kawan-kawan.
Oiya, si Bang Sopir juga bilang, bahwa saya dan adik saya adalah penumpang yang sangat ramah dan asyik karena asyik-asyik aja diajak ngobrol sepanjang jalan. Woow, dapat pujian ngga sih, padahal sebenarnya menurut saya ia yang sangat ramah meski ia bilang keramahannya di adalah sesuatu yang memangharus, ngga boleh ngga. Gitu katanya
Kami pun berpisah dengan Bang sopir ini setelah kami tiba di rumah sakit Melaka Mahkota Medical. Terima kasih atas pelayanannya ya Bang. Semoga lain waktu ketemu lagi ya… Aamiin 🙂
kuala Lumpur malaka, bagaimana cara ke malaka dari KLIA 2, Bagaimana cara ke Malaka, bagaimana cara ke malaka dari KLIA, dari KLIA menuju Malaka