Malam takbiran sungguh udah letih banget. Cuapek banget badan rasa mau rontok, hehehe. Gimana nggak, seharian dari pagi hingga malam sibuk banget dengan segala aktifitas atau kesibukan persiapan (fisik) menyambut hari raya, untuk keesokkannya. Tapi meskipun capek tetap bahagia karena sahut-sahutan suara takbiran dari berbagai mushala mesjid sungguh mendamaikan jiwa.
Pagi-pagi di hari raya bangun dengan perasaan bahagia, insya allah, aamin. Shalat subuh, lalu mandi hari raya. Eh tapi juga masih ada beberesnya juga sebelum mandi sih ya. Dan biasanya sih ya, saya orang yang paling terakhir mandi. Entah kenapa, kebiasaan aja sih, hehehe. Abis mandi bersiap-siap deh pergi ke mesjid untuk shalat iedul fitri.
Saya agak bingung, mau shalat ied di mesjid mana. Soalnya Lapangan Merdeka Solok dilarang dipakai untuk shalat ied karena larangan pemerintah. Biasanya pelaksanaan shalat hari raya yang ‘kelola’ oleh Pemerintah Kota Solok (melalui Kemenag) di Lapangan Merdeka Kota Solok kalau ngga hujan 2 – 3 hari sebelumnya. Karena pastinya lapangan akan basah. Tapi kalau hujan dua dilaksanakan 2 – 3 hari sebelumnya, pelaksanaan hari raya akan dilakukan di Mesjid Agung Al Muhsinin, Solok.
Saya maunya shalat Ied di Mesjid Agung, tapi adik saya minta di mesjid yang dekat dengan rumah aja. Kalau ayah dan ibu saya di mesjid Annur, Pandan Dakek, Kota Solok. Ya sutralah, saya dan adik saya serta keponakan saya yang 3 tahunan shalat di mesjid dekat rumah saja dah. Karena takutnya di Mesjid Agung bakal cepat mulai shalatnya. Menurut kabar pukul 7.30 sih, dengan pengatuiran protokoler kesehatan yang ketat. Karena Mesjid Agung kan mesjid negara macam Mesjid Istiqlal Jakarta, yang pelaksanaannya pun diatur sesuai aturan pemerintah.
Adikku lagi ngga shalat jadi dia hanya ke mesjid untuk sunah pergi ke mesjid aja. Sementara saya dan keponakan saya yang lucu imut menggemaskan shalat di lantai 2 mesjid. Alhamdulillah dapat beringsut-ingsut ke barisan paling depan. Jadinya keponakan saya aman duduk di depan saya, karena satu shaf paling depan harus dikosongkan ya, kan. Pun juga merasa lebih nyaman aja ngga ada jemaah di depan saya, hehehe.
Dan seperti biasa ya, seusai shalat ied, saya benar-benar berjuang untuk tetap duduk bertahan sampai khubah shalat ied selesai. Soalnya kan tau sendiri lah ya, kebanyak orang-orang belum selesai khutbah, usah pada bubar satu persatu, sehingga jemaah yang tersisa hingga khutbah selesai seringnya hanya tersisa separo aja. Sebagian udah mulai ‘kabar’ dan yang tersisa pun lebih sering selfi-selfi bersama keluarga atau teman. Tapi masih mendinglah, masih duduk ‘mendengarkan’ khutbah shalat ied.
Makanya saya bilang, saya benar-benar berjuang untuk bisa bertahan mendengarkan khutbah karena khutbah ied merupakan salah satu rukun shalat ied. Jadi, kita wajib mengikutinya hingga khutbah selesai biar shalat ied kita sah! Betul kan ya? Dan benar sih ya, godaan untuk meninggalkan tempat shalat saat khutbah shalat ied itu besar. Ngga tau kenapa begitu, tapi mungkin juga karena khutbah merupakan rukun shalat, ada faktor setan/iblis yang membisiki kita untuk segera meninggalkan tempat shalat ied sesegera mungkin, hehehe.
Setelah selesai khutbah, barulah saya berdiri dan lalu keluar dari mesjid. Apalagi si bocah saya merengek pulang karena kehausan. Saya lupa membawa air ternyata. Mak-nya juga lupa bawa air, jadinya bocahnya merengek-rengek minta pulang karena haus, hehehehe.
Dan seperti biasa, momen yang paling menyenangkan saat lebaran adalah ngumpul-ngumpulnya itu. Semua anak cucu ibu dan ayah saya ngumpul. Dan yang paling seru adalah saat bagi-bagi angpau ke anak-anak. Itu momen yang sangat menyenangkan bagi mereka. Gimana enggak, orang dewasa gantian ngasih angpau ke anak-anak. Anak-anak berderet antrian mendapatkan giliran jatah mereka.
Jadi, setelah satu orang dewasa (misal, si Bunda) memulai ‘ngasih pengumuman’ kepada anak-anak untukngasih angpau, anak-anak langsung antri dengan riang gembira, bahagia cetar membahana, hehehe. Setelah orang dewasa lainnya (si Mama) bilang, “Dari mama lagi,” maka anak-anak pun antri lagi di depan si mama. Lalu pas giliran si Umi juga melakukan hal yang sama. Begitu selanjutnya sampai giliran terakhir, hahaha. Seru bangetliatnya.
Dan endingnya adalah, setelah selesai mendapatkan angpau, mereka menghitung jumlah uang mereka. Karena mendapatkan jumlah nominal yang sama, tentu saja jumlah uang mereka sama ya kan. Tapi ternyata ada yang kurang jumlah uangnya, ia protes, karena uangnya lebih sedikit. Langsung ketauan kalau ia belum mendapat angpau dari salah satu orang dewasa, hahaha. Seru banget kan ya, hahaha.
Tapi, nantinya sih setelah zhuhur rumah langsung terasa sepi hingga sore atau malam. Karena yang sudah punya keluarga juga musti bersilaturrahim ke rumah mertua masing-masing. Plus juga kunjungan ke rumah nenek saya di kampung. Dan biasanya juga pada hari pertama kan kunjungan keluarga ya. Ngga bakal ada teman-teman yang akan berkunjung karena mereka juga melakukan kunjungan keluarga.
Saat rumah sedang sepi sudah ngga ada kunjungan keluarga itu, saya bisa menyelesaikan cuci-cucin piring yang numpuk, lalu abis itu leyeh-leyeh dan tiduran cantik di kamar. Wooow asyik banget, hehehe. Trus, saya ngga kemana-mana untuk silaturrahim gitu? Biasanya sih ngga ya. Cukup di rumah aja. Paling keesokkannya atau esoknya lagi, tergantung mood juga. Yang jelkas, setelah zhuhur di hari pertama lebaran, sya beberes cucian piring, lalu ;eyehpleyeh, 🙂
Bagaimana dengan cerita lebaran teman-teman?