Shalat Tarwih Ramadhan 2021

Shalat isya biasa, bukan di Bulan Ramadhan

Hai teman-teman semua. Gimana kabar Bulan Ramadhannya? Gimana puasanya? Dan juga bagaimana ibadah bulan Ramadhannya? Semoga selalu lancar ya, aamin ya rabbal ‘aalamiin.

Oiya, sebenarnya banyak yang ingin saya ceritakan tentang Bulan Ramadhan ini. Tapi lagi malas nulisnya, hehehe. Soalnya saya sekarang lagi fokus nulis untuk ikutan challenge atau tantangan menulis yang diadakan oleh kinaraya.com. Tantangan menulis bulan Ramadhan ini tentang Bulan Ramadhan juga sih. Tantangan menulisnya ngga untuk setiap hari sih. Tapi per lima hari sekali.

Jadi, ada 6 tema yang sudah ditentukan oleh panitia penyelenggara. 30 hari puasa dibagi 6 tema jadi per tema bisa disiapkan penulisannya selama 5 hari. Sangat lumayan nyaman lah. Karena saya kalau ikut tantangan menulis tiap hari selama Bulan Ramadhan, rasanya belum sangap, hehehe. Jadi tidak apa saya coba dulu tantangan untuk per lima hari aja.

Trus juga ya, Ramadhan kali ini alhamdulillah sudah bisa lagi melakukan shalat tarwih berjamaah di mushala atau mesjid di dekat rumah. Ya alhamdulillah karena ‘rasa; ramadhan sudah berasa lagi. Beda dengan tahun kemaren yang shalat tarwih berjamaah dilakukandi rumah, dilarang di mesjid atau mushala, sehingga ‘rasa’ Bulan Ramdhan jadi agak ‘tawar’ gitu yang membuat hati jadi sedih dan bermuram durja, hehehe.

Tapi, ada satu kendala yang saya hadapi saat melaksanakan shalat tarwih berjamaah di mushala di dekat rumah saya. Sejak selepas lebaran tahun lalu, gharin atau marbot mushala yang sudah 10 tahun lebih mengurus mushala sudah pulang ke rumahnya. Dia memutuskan pulang karena beliau baru saja selesai melakukan operasi yang membuat anak-anaknya meminta pulang ke rumah, jadi ada yang mengurus marbot yang sudah tua. Sehingga mushala tidak ada marbot lagi.

Nah sebelum Ramadhan kemaren, di mushala sudah ada yang rajin azan dan jadi imam lagi di sana. Bukan marbot sih, cuma warga di tempat tinggal dan menjadi muazin dan imam pengganti di mushala. Ia seorang bapak tua juga. Hanya saja, bapak tua tersebut kurang indah bacaan azan dan bacaan shalatnya. Jadinya ketika shalat yang diimami oleh bapak tua ini bikin rasa hati agak kurang nyaman, ((nggak nyaman maksudnya)).

Suara pak imam sering terdengar serak. Irama bacaannya pun ngga kaya biasa, beda dibanding orang lainnya. Ditambah lagi dengan bacaan ayat-ayatnya saat shalat seringkali panjang-panjang. Perpaduan yang pas yang bikin shalat kurang khusyuk aja, bacaan ngga bagus danpanjang-panjang hehehe. Sungguh saya merasa sangat berdosa dengan perasaan saya yang seperti ini, yang membuat saya  berasa saya jadi orang islam yang islam KTP aja. Tapi ya memang mau gimana lagi, emang itu adanya.

Jadinya, pola shalat saya masih sama sih dengan tahun-tahun sebelumnya. Yakni, saya ikut shalat isya berjamaah. Lalu setelah selesai shalat isya saya pulang (dulu) ke rumah. Di rumah, saya mengaji sehalamdua halaman (moga selalu lebih ya, aamin) sembari menunggu ceramah ramadhan sekitar 20-30 menit. Dan kalau saya sudah mendengar ceramah sudah selesai, maka saya pun kembali ke mushala untuk menunaikan shalat tarwih berjemaah.

Parah saya kan, hehehe.

     

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s