Sehari Bersama Anak Yatim dan Dhuafa di Kipek, Ayia Luo Solok

Anak-anak Kipek

Kipek, adalah sebuah jorong (setara dengan dusun) yang berada di kenagarian Ayia Luo, Kec. Payung Sekaki, Kabupaten Solok. Konon Kipek merupakan salah satu kampung tertinggal di Kabupaten Solok. Ke sanalah tujuan kegiatan komunitas Squad Until Jannah berikutnya, kegitan ketiga membersamai anak yatim dan dhuafa dalam “Sehari Bersama Anak Yatim dan Dhuafa.”

Kegiatan kami ini berlangsung tanggal 23 – 24 September 2020. Kira-kira dua minggu sebelumnya kami hendak melakukan survey dulu ke sana. Kami mau menemui Wali Nagari Ayia Luo untuk minta ijin mengadakan kegiatan di Kipek. Kami ke Ayia Luo rencananya hari Sabtu 12 September tapi tapi akhirnya dimajukan sehari, jadi Jumat 11 September 2020. Saya awalnya berencana ikut tapi mendadak ngga jadi, hehehe.

Dari cerita teman-teman yang ikut, pembicaraan dengan Wali Nagari Ayia Luo tidak berlangsung mulus. Diliat dari pertanyaan-pertanyaan dan ‘gaya bahasa dan tubuh’ beliau seperti agak-agak menaruh curiga dengan kegiatan kami. Sampai-sampai wali nagari bilang, apa kegiatan kami tidak membawa misi-misi yang aneh karena sekarang banyak aliran-aliran keagamaan yang aneh dan ngga jelas.

Dalam ‘rangka’ pemberian ijin yang rumit, bapak wali nagari juga mengatakan kalau Jorong Kipek masih sangat jauh dari Ayia Luo dan jalannya yang sangat rusak parah ke sana. Teman-teman menjawab, memang daerah seperti itulah yang kami cari. Entah benar-benar kuatir dengan keberadaan orang luar yang masuk ke dalam kampung mereka, Pak Wali Nagari tetap memberikan gambaran yang kurang bagus tentang Kipek, hahaha.

Dan entah karena tidak ada lagi alasan untuk menolak kegiatan kami, maka pak wali nagari pun memberikan opsi lain kepada teman-teman kalau memang masih mau berkegiatan di Kipek. Jadi, ada salah seorang anggota Squad Until Jannah ada yang mempunyai jenggot. Maka, pak waliini  menggunakan jenggot sebagai syarat diijinkannya kami mengadakan kegiatan di sana.

Ia bilang, “kalau memang masih mau mengadakan kegiatan di Kipek, tolong jenggotnya dipotong!” hwahahahaha. Ya Allah sampai segitunya Pak! Apa hubungan jengoot dengan kegiata sosial kegamaan coba? Ini pak walinya terlalu cerdas atau pak wali yang berada dalam kubu yang ‘elergi’ dengan islam itu sendiri. Saya sampai berpendapat, kemungkinan ini ada hubungannya dengan dunia perpolitikan di indonesia yang terdiri dari dua kubu. You knowlah what I mean, hahaha.

Teman-teman awalnya mengira bapak wali nagari adalah orang yang berpengaruh yang mempunyai pemikiran yang agak ‘kolot’. Tapi ternyata enggak, bahkan nggak sama sekali. Beliau ternyata adalah pensiunan PNS di Kemenag. Kan kocaak banget, seorang pensiunan PNS dari kemenag pula tapi bawaannya curigaan gitu. Ia bukannya berdiskusi tetapi malah memberikan hawa ‘curiga’ dengan anak-anak muda yang berpenampilan islamis, shaleh shalehah.

Jadi dalam bercanda wajar aja kami mikir sikapnya ini berhubungan dengan politik, hahaha. Mungkin dikiranya anak-anak muda ini akan memberikan pengajaran khilafah pada penduduk di kampungnya, hahaha. Tau sendiri menteri agama saat itu rada-rada sentimen dengan beberapa kelompok dan golongan yang ada dalam agamanya sendiri, wkwkw.

Akhirannya pada pertemuan kedua dengan tim, salah seorang anggota tim yang memang PNS kemenag juga ikut rembug. Melihat ada salah seorang guru PNS kemenag yang kebetulan bisa ia ajak ‘bicara,’ maka bapak wali nagari memberikan izin untuk mengadakan kegiatan di wilayah kerjanya. Apalagi teman saya ini bisa ‘meninggikan’ dirinya sebagai ‘keponakan’ mantan kepala kemenag sewaktu bapak wali nagari masih dinas, hahaha.

Alhamdulillah, yang tadinya seperti banyak rintangan yang bakal kami hadapi dari si pak wali, tiba-tiba hilang semua rintanganya. Teman saya yang menjadi PNS menjadi faktor utama ‘di-oke-kannya rencana kami ke Kipek. Memang sih ya, yang namanya ‘nepotisme’ atau ‘punya jaringan’ bisa mempermudah urusan, hehehe. Alhamdulillah, wasyukurillah.

Nah, akhirnyakami bisa mengadakan kegiatan di Jorong Kipek, Ayia Luo. Tapi sayangnya saya ngga jadi bisa ikut pas hari H-nya. Duuuh sayang banget. Padahal saya kepengeeen banget ikut, tapi nggajadi. Jadinya saya ngga bisa merasakan dan menikmati keserun acara sehari bersama yatim di Kipek, Ayia Luo.

Tapi parahnya saya, pas mendengar cerita teman-teman yang ikut tentang keseruan program di Kipek, saya rada-rada kesal ngga jadi bisa ikut. Berasa mau ‘tak-iiiih’in diri sendiri hahaha. Tapi ya sudahlah, program bulan depannya musti ikut lagi, biar ngga nyesal nggak ikut begitu mendengar cerita seru teman-teman hehehe.

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s