Mamanda Cafe, Laiang Solok
Saat ini di Solok sangat mudah menemukan tempat nongkrong asyik buat ngopi-ngopi. Belakangan marak berdirinya cafe-cafe buat anak muda ngopi. Bahkan saking banyaknya, ada yang lokasinya sangat berdekatan satu sama lain di area pusat kota. Bahkan sekadar warung kopi gerobak di pojok jalan pun tersedia.
Salah satu cafe yang asyik buat nongki-nongki adalah Mamanda Cafe. Letaknya tidak di pusat kota, tetapi berada di jalan Raya Lingkar Utara Laiang, di pinggir kota. Di sana masih belum ramai rumah penduduk. Bahkan di sisi kiri dan kanan serta depan kafe, masih berupa lahan kosong. Saya bermimpi semoga saya punya lahan yang cukup luas di Laiang, sehingga bisa saya olah jadi lahan pertanian, hehehe, aamiin aamiin ya rabbal ’aalamiin.
Meskipun lokasinya terlihat sepi, kafenya ngga sih sepi, kafenya sangat asyik. Jadi kalau kita nongkrong di sana, suasananya terasa tenang dan nyaman. Makanya tidak heran pengunjung Mamanda Cafe cukup ramai setiap saat saya ke sana) meski tempatnya berada di pinggir kota. Karena pengunjung datang ke sana untuk menikmati suasananya yang tenang dan asyik. Dan kalau udara cerah, kita bisa menikmati pemandangan Gunung Talang yang berdiri nun jauh di seberang sana.
Dan kalau kita ke sana sore menjelang senja, kita bisa ngopi sambil menikmati senja yang masuk ke peraduan. Di ufuk barat, sang surya perlahan tenggelam menyapa malam. Suasana yang sungguh amat sangat romantis sekali kan ya. Dan sepertinya cuma Mamanda Cafe yang punya tempat kaya gini. Cafe-cafe lain rata-rata di dalam ruangan di pusat kota. Luar biasa nih pemiliknya mendapatkan lokasi yang keren kaya gini.
Saya juga membayangkan sekiranya ngopi di sana pas lagi hujan. Duduk melantai di pinggir lantai atas menatap hujan yang turun dari langit, ooh indahnyaaa. Meski menurut perkiraan saya duduk di lantai atas akan sangat berisik dengan suara atap yang disiram hujan, karena sepertinya loteng di bawah atap belum terpasang sempurna. Tapi ngga masalah juga sih, yang penting ngopi nyantai saat hujan di sana sambil memandang hujan yang turun dari cucuran atap saja keren banget.
Oiya, pernah juga tamu-tamu yang ‘konser’ sendiri di sana. Mereka duduk-duduk bersama sambilpetik gitar dan gebuk-gebuk entah apa trus mereka nanyi bareng. Lagunya asyik-asyik. Jadi ya, dapat hiburan gratis spontan gitu keren juga. Karena Mamanda Cafe tempatnya semi terbuka, suaranya lepas keluar tanpa mantul gitu. Asyiklah pokoknya.
Soal rasa, beberapa menu minuman yang sudah saya icip di sini rasanya enak. Jadi kebayang dong, minuman yang enak dan nikmat berpadu dengan susasana tempat yang asyik bikin kita betah nongki-nongki di sini bareng teman-teman, ya kan. Apalagi kalau nongkrongnya pas sore sampai menjelang magrib, sambil menikmati senja yang memeluk malam, kereen. Abis itu baru deh shalat magrib di mushala cafe.
Oiya satu, pemilik kafe ini adalah anak muda yang luar biasa. Nama panggilannnya Uung. Ia sendiri yang meracik minuman, dan ia juga yang turun tangan melayani pengunjung. Keren dah pokoknya. Saya perkirakan ia baru berusia sekitar 22 tahun. Tapi pada seusia itu dia sudah punya bisnis dan ramai pengunjung pula. Keren banget menurut saya, karena pada usia segitu saya masih nadahin tangan saya ke orangtua saya, hahaha. *malu gue tjuuuy.
[…] Baca juga : Restoran De Relezion Restoran Ummi Resto Mamanda Cafe […]