
Baju kuruang atau baju kurung adalah baju tradisional yang dipakai oleh wanita minangkabau dan juga wanita melayu. Selain di Ranah Minang, baju kurung ini banyak dipakai atau digunakan oleh wanita melayu Malaysia. Baju Kurung sudah menjadi identitas wanita minang dan melayu malaysia. Tapi saya tidak terlalu tau dengan Melayu Riau atau Deli, hehehe.
Pola guntingan baju kurung ini sangat sederhana saja. Guntingan baju kurung polos dari bawah ketik sampai ke lutut. Modelnya longgar dan panjangnya rata-rata selutut bahkan bisa di bawah lutut. Tapi ada juga yang paling ngga sampai selutut, sampai satu kepal di atas lutut. Tapi walaupun sederhana baju kurung ini terlihat anggun dan bersahaja. Itu pendapat saya sebagai orang minang ya, hehehe.
Selain baju kurung, Rnah Minang juga mempunyai pakaian tradisional Kebaya. Hanya saja kebaya minang, agak berbeda dengan kebaya dari tanah jawa. Kebaya dari tanah jawa (termasuk sunda) ukurannya ngepas di badan, sementara baju kebaya minang dibuat longgar juga seperti halnya baju kurung. Panjang bajunya juga sama dengan baju kurung, sampai selutut atau di bawah lutut. Atau paling ngga satu kepalan di atas lutut.

Biasanya bagian depan kebaya minang dibiarkan dibuat tanpa buah baju atau kancing alias tidak dibuat kancing atau buah bajunya. Bahkan lobang untuk kancing juga tidak ada, itu sependek yang saya tau ya. Saat dipakai digunakan peniti mempertemukan sisi kiri dan kanan baju. Jadi bisa dibilang, baju kurung dan baju kebaya minang hanya beda modelnya aja. Ukuran dan panjangnya sama yaitu longgar dan panjangnya selutut.
Dulunya dalam kehidupan sehari-hari, bagi wanita muda, pemakaian baju kurung dikombinasikan dengan rok yang bahan dan motifnya sama dengan baju kurung. Atau bisa juga dikombinasikan dengan rok bermotif polos berbahan beda. Sementara bagi wanita yang sudah (mulai) berumur biasanya bawahan pasangan baju kurung atau kebaya yang sering digunakan adalah kain sarung batik harian.
Untuk kegiatan bukan harian seperti ke pasar mingguan atau ke pasar besar, biasanya para ibu-ibu memakai baju kurung atau kebaya dengan bawahan kain sarung batik. Begitu juga untuk acara-acara penting lainnya seperti pergi ‘baralek’ atau kondangan, ibu-ibu memakai baju kurung dengan bawahan batik juga. Ada juga yang menggunanakan bawahannya kain songket, tapi itu untuk acara-acara yang lebih formal.

Sekarang ini dalam kehidupan sehari-hari masyarakat juga jarang memakai baju kurung. Sehingga Pemda Sumatera Barat ‘mewajibkan’ PNS wanita mengenakan baju kurung pada hari Jumat. Biasanya kaum wanita memakai baju kurung untuk pesta pernikahan dan acara-acara adat saja. Dengan adanya ‘kewajiban’ memakai baju kurung pada hari Jumat, menjadi salah satu cara bagi masyarakat minang untuk melestarikan baju kurung minang ini.
Jadi saya sangat mengapresiasi panitia atau pelaksana Pasar Milenial Kubu Gadang, yang menjadikan baju kurung sebagai baju penjual di sana. Bahkan mereka juga pernah mengadakan lomba fashion show baju kuruang saisuak alias baju kurung zaman tempoe doeloe.
Semoga kedepannya, masyarakat minangkabau lebih menyemarakkan dan menggalakan kembali pemakaian baju kurung ini. Tidak saja dipakai oleh pegawai PNS dan PNS di Sumatera Barat, atau juga pada saat acara-acara baralek alias kondangan, tetapi juga dalam banyak kegiatan atau aktifitas lainnya. Aamiin. 🙂



baru tau lho baju kebaya juga ada di minang, kirain cuma di jawa, sunda atau bali aja 🙂
Ada Mas Djangki, tapi emang lebih polpuler itu baju kurung. Soal kebaya, saya juga pernah baca, katanya mah sebenarnya lebih duluan kebaya atau abaya di melayu daripada jawa. Hanya saja kemudian kebaya lebih dikenal sebagai pakaian tradisional jawa. Tapi saya lupa baca dimana.
gak jawa gak minang, indonesia itu kaya alam dan BERBUDAYA yaaa heh
Iyaa…benar. Indonesia benar-benar kaya akan seni, budaya, alam juga… Benar2 anugerah yang luar biasa…
iya, pernah dengar kalo kebaya terkenal di pesisir timur sumatera kayak deli dan riau, pengaruh dari portugis dan melaka 🙂
[…] memeriahkan pasar milenial tersebut. Salah satu inovasi yang dilakukan adalah mengadakan Lomba Baju Kuruang Minang Saisuk. Artinya, Lomba Baju Kurung Minang Tempo Dulu. Saya berkunjung ke sini bersama sahabat saya […]
[…] listrik, tanpa ada alat transportasi modern yang kita kenal sekarang. Dimana para gadis-gadisnya berbaju kurung minang dengan kepala yang tertutup selendang yang kalau berjalan tidak berani di jalan utama desa, musti […]
[…] dikenakan pedagang dan sebagian pengunjung adalah pakaian zaman saisuak alias jaman baheula. Baik baju kuruang lama ataupun baju kebaya lama. Sehingga membuat pasar van der Capellen ini lebih terasa budaya […]