Curhat Jelong-Jelong Seremban – Putrajaya

Satu hal yang bikin saya heran saat jalan-jalan di Seremban, Negeri Sembilan Malaysia adalah, para petugas kereta apinya. Mereka saya asumsikan kurang paham dengan rute-rute, bahkan rute umum. Di Stasiun Seremban, ketika tiba di sana, kami nanya lokasi Museum Negeri Sembilan (Muzium Negeri). Mereka ngga paham, ngga ngerti, wajar doang saya heran jadinya? Sampai saya bilang bangunan museumnya atap runcing-runcing, koplak ngga tuh. Tapi mereka tetap ngga ngerti-ngerti, hahaha.

Dan setelah saya tiba di Museum Negeri Seni dan Budaya, saya perkirakan jarak stasiun Seremban dengan Muzium Negeri paling jauh 2 km. 2 km saja. Dengan daerah yang tidak begitu ramai, harusnya kan mereka paham tempat-tempat populer di daerah mereka kan ya. Masa iya mereka tidak tahu dimana lokasi Muzium Negeri, hehehe. Saya mah tepuk jidat aja dah. Entah kalau mereka bukan warga sana tetapi warga KL yang bekerja bolak-balik ke Seremban, hahaha ceritanya di sini.

Dan sekembalinya dari Museum Budaya Negeri Sembilan di Seremban kami berencana hendak ke Kota Putrajaya, pusat pemerintahan Negara Malaysia. Dan memang itu agenda atau itinerary kami. Tujuan kami ke sana adalah kami hendak ke mesjid Putra, mesjid besar yang berada di tepi danau buatan Kota Putra jaya. Di stasiun Seremban, kami bertanya ke petugas loket bagaimana cara hendak ke Putrajaya, dia jawab, naik kereta dari KL Sentral. Oke ya, cateet naik keret ya, dari KL Sentral.

Tapiiiii, ketika di KL Sentral kami nanya petugas kereta tujuan ke Putrajaya. Jawaban petugasnya adalah : Naik kereta bandara KLIA Transit, ntar turun di Putrajaya. Whaaaat???? Balik lari ke arah terminal Bandar Tasik Selatan (BTS) dong? Itu petugas loket di Seremban masa iya ngga tau kalau mau ke Putrajaya bisa transit di stasiun Bandar Tasik Selatan? Masa iya harus bilang kami ke KL Sentral dulu baru nyambung lagi ke kereta bandara KLIA Transit? Petugasnya masa ngga paham rute-rute utama gitu yaaa…?

Ibarat kata ya, kalau kita dari Bogor hendak ke Bekasi, sama petugas disuruh ke stasiun Jakarta Kota dulu trus di Kota disuruh naik kereta arah Bekasi. Kan mubazir waktu banget ya. Unfaedah. Seharusnya petugas bisa bilang turun transit di Manggarai lalu naik lagi kereta ke arah Bekasi. Ini malah disuruh dulu balik ke stasiun utama. Kesel ngga sih? Soalnya kalau kami turun di stasiun Bandar Tasik Selatan dari Seremban, kami bisa menghemat waktu. Dan apalagi dari Bandar Tasik Selatan ke Putra jaya cuma satu stasiun saja. Brrrrrrrr *cakar batako… hahahaha.

Dan juga yang paling penting juga bisa lebih hemat ongkos dong. Kami membeli tiket KLIA Transit tujuan Putra Jaya/Cyber Putra, ongkosnya 14 RM. Muahaaal banget, wkwkw. Kalau PP kan jadinya 28 RM Coooy, coba kalau dari Seremban turun di BTS, trus dari BTS nyambung ke Putra Jaya, ongkonsnya pasti jauh lebih irit, karena stasiun Putrajaya setelah stasiun BTS. Jadi bisa irit waktu dan irit biaya. Jadinya ya, sebel banget sama petugas kereta api di Seremban, hehehe.

Mesjid Putra, Kota Putrajaya

Beginilah nasib kalau jalan-jalan super duper ngirit ya, proteees mulu, hahahaha. Tapi seru juga doong yeess, karena kalau ngga ada cerita-cerita ‘nyebelin’ kaya gini, jalan-jalannya kurang seru dong, kurang afdol, dan juga kurang kaya pengalaman hidup *tssssaaaah* saat traveling. Musti ada dong kisah-kisah yang kaya ginian. Kaya saya yang jual cincin di Melaka, kan seru juga, hahaha, *ngeleeees ajeeee 😛

Jadi teman-teman, kalau mau ke kota Putrajaya naik kereta bandara KLIA Transit, pilihannya ada dua ya. Pertama naik KLIA Transit langsung dari KL Sentral, Kuala Lumpur. Ongkosnya 14 RM. Tapi kalau mau irit juga ada pilihan lainnya. Teman-teman bisa naik KTM dulu sampai stasiun Bandar Tasik selatan (BTS) trus, transit, nyambung naik KLIA Transit ke Putrajaya. Dari BTS ke Putrajaya hanya satu stasiun lagi saja. Jauh jauh lebih irit waktu dan irit biaya, hati pun riang gembira, hehehe.

Semoga postingan ini bisa membantu teman-teman (yang membaca) ya…:)

 

Advertisement