Pengalaman Menyebalkan di Museum Gudang Ransum Sawahlunto

Saya akan bercerita tentang pengalaman yang sangat menyebalkan saat jalan-jalan berkunjung ke Museum Gudang Ransum,  dapur umum Tambang Batubara Ombilin pada masa kumpeni Belanda di Kota Sawahlunto, Sumatera barat. Jadi, waktu saya (dan adik saya) tiba di Museum Gudang Ransum, di sana ngga ada petugas loket masuk. Kosong aja, saya nyari-nyari lah ke arah pintu yang terbuka. Rupanya pintu yang terbuka tersebut adalah ruang utama Gudang Ransum.

Saya liat di dalam juga ngga ada orang sama sekali. Ya udah, akhirannya, saya main masuk aja tanpa membayar, bukan niatnya ngga bayar loh ya. Saya liat-liat, muter-muter. Liat periuk nasi, ketel air dan juga wajan yang gede-gede banget. Takjub-takjub bego gitulah saya, hehehe.

Trus saya juga liat-liat foto-foto lama yang berisi sejarah pertambangan batubara sawahlunto, juga tentang sejarah pembangunan perkereta-apian di sumatera Barat yang menjadi moda transportasi pengangkutan batubara ombilin, sawahlunto. Liat-liat  contoh diorama contoh makanan para pekerja tambang dulunya. Juga contoh barang-barang perkakas masak lama yang masih ada.

Saya juga masuk ke galeri Malaka. Liat-liat informasi tentang sejarah Malaka di sana. Habis itu juga lama di Museum Iptek atau sains, nyobain berbagai macam percobaan sains yang ada di sana. Setelah selesai dari Museum sains, kami memutuskan keluar dari Museum Gudang Ransum.

Tapi sialnya, begitu mau keluar dari Museum Gudang Ransum, beberapa petugas berteriak-teriak pada pada kami berdua. Saya heran ada apakah? Mereka mendekati saya dan bilang kalau saya belum bayar tiket masuk. Kurang ajar banget kaaan???.

Yang ngga ada di loket tiket siapa? Mereka? Cara mereka (ada 2 orang) berteriak dan berlarian ke arah kami, Seakan-akan kami maling aja. Sebel banget gue, salah mereka ngga jaga tempat tapi orang yang diteriaki. Pengen banget nyemburin ucapan, “comevreeeeeeet bangeeeet kalian… lo-lo pada yang ngga ada, giliran gue pergi kalian teriak-teriak.”

Akhirnya saya bilang, ” tadi orang ngga ada di sini, kenapa sekarang teriak-teriak?”

Nisan bernomor, nisan tanpa nama

Mereka minta maaf basa-basi gitulah lagi, ke belakang katanya. Saya pun ngasih tiket untuk dua orang, 4000. Gara-gara 8000 doang gue dibikin malu. Untung ngga ada orang lain lagi selain kami. Padahal ya, tiket yang 8000 itu sudah termasuk jasa buat nge-guide pengunjung untuk memberikan info tentang sejarah Gudang Ransum ini.

Dan gara-gara mereka ngga ada, banyak info yang saya ngga dapatkan. Sebeeel ngga tuh. Lagipila, gimana mereka tau coba kalau saya belum bayar tiket ya??? Saya cukup lama di dalam galeri Gudang Ransum dan Museum Sains. Bahkan di Museum Sains pengunjungnya cukup ramai loh. Tapi kenapa mereka menebak dengan tepat orang-orang yang ngga byar tiket?

Saya sampai berasumsi, jangan-jangan mereka sengaja ngga memperlihatkan diri karena ngga mau nge-guide pengunjung? Malas nge-guide dan memberikan penjelasan, lalu memperhatikan pengunjung yang belum bayar melalui CCTV? Dan kemudian berteriak pada pengunjung yang belum bayar tiket. Menyebalkan banget kan yeee…

Semoga setelah saya ngga adalagi pengunjung yang diperlakukan tidak sopan seperti itu. Semoga hati mereka dipenuhi tanggung jawab kerja dengan ikhlas dan memperlakukan pengunjung dengan baik. Aaamiin.

 

Advertisement

10 comments

  1. Semoga dengan jadi situs warisan dunia unesco, segala lini peninggalan sejarah disana diperhatikan, terutama pelayanan ke pengunjung… jaman sekarang apa2 difoto, divideoin habis itu diviralin

  2. Wah, padahal baru kemarin Ombilin ditetapkan jadi UNESCO world heritage site.. pastinya semua yang terkait di Sawahlunto juga ‘dipaksa’ mendukung status ini. mudah-mudahan semakin baik penanganannya…

    • Ini kejadiannya udah 3 tahun yang lalu…

      Ttg Gudang Ransumnya sudah saya posting sebelumnya…

      Mudah2an ke depannya pelayanan pengunjung di sana semakin baik karena sekarang sudah berstatus Bangunan Bersejarah yg ditetapkan Unesco…

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s