Kota Batusangkar atau Batusangka dan daerah sekitarnya di Tanah Datar merupakan kota yang banyak menyimpan jejak sejarah budaya Minangkabaukabau. Banyak peninggalan bersejarah budaya Minangkabau terdapat di sini. Maklum di daerah ini dulunya merupakan pusat pemerintahan Raja Alam Kerajaan Paguruyuang yang berada di Nagari Pagaruyuang, Batusangka.
Bingung mau jalan-jalan ke mana aja selama di Batusangkar? Mulai sekarang nggak usah bingung lagi, karena saya akan membuat daftar tempat wisata budaya yang bisa kita ditemukan di Batusangka. Berikut ini saya akan membuat 10 destinasi budaya yang ada di Batusangkar dan sekitarnya. Kemana ajakah? Yuuuuk.. cekedoooot.
1. Istana Pagaruyuang Batusangka
Istana Pagaruyuang Batusangka ini merupakan replika istana Kerajaan Pagaruyuang yang berada di Nagari Pagaruyuang, Tanjung Emas, Batusangka. Istana ini letaknya sekitar 7 – 8 km dari pusat kota Batusangka dan setengah kilometer sebelum pusat pemerintahan Kabupaten Tanah Datar. Di sini kamu tidak hanya akan melihat kemegahan istana Raja Alam Pagaruyuang, tetapi juga bisa mencoba menggunakan pakaian adat minangkabau yang disewakan di lantai bawah ruang utama istana.
2. Istana Silinduang Bulan
Istana Silinduang Bulan ini adalah istana Tuan Gadih Kerajaan Minangkabau. Tuan Gadih ini maksudnya adalah tuan putri keturunan raja Kerajaan Pagaruyuang. Gelar Tuan Gadih ini diturunkan dari perempuan ke perempuan. Jadi seorang Tuan Gadih memdapatkan gelar Tuan Gadih dari ibunya, dan nantinya gelar ini akan diturunkan lagi kepada anak perempuannya.
Letak Istana ini berada di sisi kanan jalan raya sekitar 1 km atau 1,5 km sebelum Istana Pagaruyuang dari pusat kota Batusangka. Hanya saja sayangnya, istana Si Linduang Bulan ini tidak terbuka untuk masyarakat umum. Ini berbeda dengan Istana Pagaruyuang terbuka untuk masyarakat umum setiap hari sepanjang tahun.
3. Rumah Gadang Bundo Kanduang Pagaruyuang
Bundo Kanduang merupakan salah satu tokoh dalam sejarah Kerajaan Minangkabau. Rumah Gadang Bundo Kanduang ini berada di Nagari Pagaruyuang, sekitar 2 km sebelum Istano Pagaruyuang. Rumah Gadang Bundo Kanduang ini tidak terlalu besar. Dan ruangannya hanya terdiri dari satu ruangan saja, nge-plong aja. Tidak ada kamar-kamar di sini.
Di halaman rumah gadang terdapat batu-batu andesit yang berusia ratusan tahun. Persis di depan Rumah Gadang Bundo Kanduang, di seberang jalan terdapat Prasasti Batu Basurek Pagaruyuang. Batu Basurek ini merupakan peninggalan Raja Adityawarman, raja pertama Kerajaan Pagaruyang.
4. Rumah Gadang Kampai Nan Panjang, Nagari Balimbiang
Rumah Gadang Kampai Nan Panjang, Balimbiang ini merupakan salah satu rumah gadang yang unik. Unik karena pintu kamarnya kecil dan rendah. Bagian bawah pintunya juga tidak sampai ke lantai. Jadi kalau mau masuk ke dalam kamar, kaki harus dilangkahkan dulu salah satu kaki dan harus menundukan kepala terlebih dahulu.
Selain itu, dapur rumah gadang ini tidak berada di bagian belakang rumah, tetapi di ruang utama rumah. Makanya saya sebut rumah gadang ini cukup unik. Hanya saja, sangat disayangkan sekali Rumah Gadang Kampai Nan Panjang ini tidak terawat dengan baik. Semoga Pemda Kabupaten Tanah Datar ke depannya merawat keberadaan Rumah Gadang Kampai ini dengan pebih baik lagi, Aamiin.
5. Prasasti Batu Basurek Adityawarman Pagaruyuang
Persis di seberang Rumah Gadang Bundo Kanduang terdapat situs Prasasti Batu Basurek. Situs Batu Basurek ini terdiri dari beberapa buah batu tulis peninggalan Raja Adityawarman. Batu basurek ini merupakan batuan andesit yang menjadi prasasti catatan sejarah Kerajaan Minangkabau.
6. Ustano Rajo Alam Pagaruyuang
Ustano Rajo Alam Pagaruyuang merupakan kompleks kuburan Raja Alam Kerajaan Pagaruyuang. Ustano ini berada sekitar 500 m setelah Rumah Gadang Bundo Kanduang (dan Prasasti Batu Basurek Pagaruyuang) arah ke Istana Pagaruyuang. Selain merupakan kompleks perkuburan bagi raja yang akan duduk di singgasana Kerajaan Pagaruyuang, di sini juga terdapat Medan Nan Bapaneh, atau tempat musyawarah yang tempat duduknya berupa batu-batu yang tersusun saling berhadapan seperti halnya meja rapat zaman sekarang.
Dan juga di sini terdapat Batu Kasur, batu yang menjadi ‘uji nyali’ bagi calon raja Kerajaan Pagaruyuang. Calon Raja Kerajaan Pagaruyuang harus menjalani uji coba di batu ini, dengan cara tidur atau menginap semalam di atas Batu Kasur yang sudah diberi bubuk miang atau jelatang. Raja Malewar yang menjadi raja di Negeri Sembilan, Malaysia juga pernah melakukan ‘uji nyali’ ini di batu kasur sebelum menjadi raja di Negeri Sembilan.
7. Batu Batikam Limo Kaum.
Batu Batikam merupakan salah satu peninggalan sejarah kerajaan Pagaruyuang, Minangkabau. Batu Batikam ini berada di salah satu Medan Nan Bapaneh, atau tempat musyawarah kerajaan Pagaruyuang. Makna Batu Batikam ini merupakan perjanjian dua kubu dari dua saudara yakni, Datuk Ketemanggunan dan Datuk Perpatih Nan Sabatang. Mereka berdua tidak sepakat dengan sistem Lembaga Adat Minangkabau di Ranah Minang, yakni Sistem Bodhi Chaniago dan Koto Piliang. Akhirnya mereka menikam batu andesit sebagai tanda “Sepakat Untuk Tidak Sepakat“.
8. Prasasti Kuburajo Limo Kaum.
Kuburajo Limo Kaum merupakan salah satu prasasti peninggalan Kerajaan Pagaruyuang dan juga kompleks kuburan peninggalan Kerajaan Pagaruyuang. Lokasi Prasasti Kuburajo ini berada di Lima Kaum, kota Batusangka. Tepatnya sekitar 50 m dari STAIN Batusangka, dari arah pusat kota di sebelah kanan jalan raya. Atau sebelah kiri dari arah Padang/Padang Panjang.
9. Balairung Sari, Tabek, Batusangka.
Balairung Sari Tabek ini adalah salah bangunan Medan Nan Bapaneh, atau bangunan untuk musyawarah para ninik mamak. Balairung Sari ini berada di Nagari Tabek, Pariangan. Bangunan ini panjang dan tanpa dinding dengan atap yang terbuat dari ijuk. Dan pembuatan bangunan ini menggunakan sistem pasak, sehingga tidak menggunakan paku atau sejenisnya. Usia bangunan ini diperkirakan sudah mencapai 400 tahun. Lokasi Balairung ini sekitar 500 m dari jalan raya Batusangka – Padang Panjang.
10. Nagari Tuo Pariangan, Batusangka.
Nagari Tuo Pariangan merupakan nagari pertama dalam khasanah kebudayaan Minangkabau. Nagari ini berada di kaki Gunung Merapi, Kabupaten Tanah Datar. Di Nagari Pariangan ini, sangat mudah dan sangat banyak kita temukan rumah gadang yang usianya sudah ratusan tahun.
Dan salah satu peninggalan sejarah yang terdapat di Nagari Pariangan adalah Mesjid Al Ishlah, yang dikenal juga dengan sebutan Mesjid Tuo Nagari Pariangan. Selain itu juga terdapat kuburan panjang Tantejo Gurhano. Tan Tejo Gurhano adalah tokoh yang menjadi arsitek pembuatan Balairung Sari, Tabek. Hanya saja sayangnya, kompleks makam ini tidak dibuka untuk umum karena gerbangnya selalu digembok.
aku dulu waktu kecil udah masuk ke istana silinduang bulan 😀 . kebetulan ayah bawa bule belanda yang mau belajar silat minang. kami anak2nya dibawa serta
pengen deh bisa jalan-jalan lagi mengunjungi objek wisata sejarah di tanah datar 🙂
Aku juga pernah msuk May….
dulu waktu esde…
Ayooo…jalan k sana
iya moga ada waktu lagi buat jalan2 kak 😀
Yuhuu…insya Allah…
[…] Kota Batusangka […]