Beauty and The Beast

gambar : google

Rasanya tidak ada yang tidak kenal dengan cerita dongeng Si Cantik dan Si Buruk Rupa ini. Ini adalah kisah yang sudah melegenda bagi anak-anak. Dan saya adalah yang termasuk menyukai dongeng yang berlatarkan negara Prancis ini.

Begitu film yang dibintangi Emma Watson ini akan diputar di bioskop Jakarta, saya sudah menjadwalkan untuk menonton film ini. Karena selain Cinderella, saya sangat menyukai Si Cantik dan Si Buruk Rupa. Dan yang lebih-lebih membuat saya ingin menontonnya adalah karena yang menjadi Belle-nya adalah Emma Watson, hahaha.

Kenapa dengan Emma Watson? Karena saya sangat menyukai karakter Hermione yang sangat cocok diperankan oleh Emma Watson dalam Harry Potter, hahaha. Saya sangat menyukai karakter-karakter wanita cerdas. Dan Hermione adalah remaja yang sangat sangat cerdas. Betapa Harry Potter dan Ron Weasley sangat sering bersyukur punya teman cerdas seperti Hermione.

Nah, Belle juga digambarkan sebagai gadis yang cerdas. Ia gadis kutu buku. Hobinya yang suka membaca membuat dia juga menemukan alat-alat yang memudahkan orang-orang bekerja urusan rumah tangga. Tapi kepintaran dan kecerdasannya membuat dia terlihat aneh menurut orang-orang desa Villeneuve, tempat dia tinggal.

Cerita Beauty and The Beast versi real ini merupakan adaptasi dari cerita animasi yang dulu diproduksi Disney tahun 1991. Meski ini real karakter tetapi sebagian juga ada animasinya. Gabungan karakter asli dan animasi Disney ini keren banget. Beberapa tokoh yang dikutuk oleh nenek sihir berubah menjadi benda-benda yang hidup dan bisa berbicara.

Contohnya, nyonya Pots berubah menjadi menjadi nyonya Teapot, si teko yang bisa melayang-layang di udara. Anaknya Chips berubah menjadi Teacup. Juga ada si nyonya wordrobe yang merupakana kutukan penyanyi, mr piano yang merupakn kutukan pemain piano. Si jam weker dan tatakan lampu lilin (dan entah siapa lagi dah namanya) yang juga merupakan anggota istana Si Buruk Rupa.

Oya, saya tidak akan bercerita tentang sinopsisnya ya, karena semua sudah tau bagaimana jalan cerita kisah ini. Bahwa si pangeran tampan dikutuk menjadi si buruk rupa oleh nenek sihir, yang ternyata bukan nenek-nenek. (Kayanya hampir semua cerita putri-putrian ala Disney selalu ibunya udah ngga ada dan selalu ada nenek sihirnya, ya).

Kutukan yang diterima pangeran akan hilang jika ada seorang wanita yang tulus mencintai si Beast ini. Tapi si wanita tersebut harus menyatakan ketulusan cintanya tersebut sampai batas waktu paling lama sebelum fajar menyingsing ketika helai mahkota mawar terakhir lepas dari kelopaknya.

Jika sebelum waktu tersebut tidak ada gadis yang tulus mencintai Si Buruk Rupa, maka selamanya ia akan jadi the Beast, Si Buruk Rupa. Tepat pada tengah malam setelah helai mahkota terakhir lepas dari kelopaknya, Belle, Si Cantik menyatakan cinta pada Beast yang hampir meninggal karena ditembak Gaston. Maka hilanglah kutukan yang diterima Beast dan beberapa pelayan setianya.

Akhirnya ceritain lagi sinpsisnya yang semua orang udah tau, hehehe…

Yang saya sangat suka film ini adalah, film ini adalah film musikal. Namanya film musikal lagunya banyak, dan bagus-bagus. Memang, bagi yang kurang menyukai drama musikal, menganggap film ini biasa aja dan agak membosankan. Teman saya yang nonton sama saya bahkan sempat terstidur sesaat sewaktu nonton, hehehe

Gambar : Google

Tapi bagi penyuka film musikal, ini film keren. Drama oke, animasi oke, musik dan lagu oke. Oya, dulu, film Les Mirables aja saya tonton (walaupun ngap juga ngga ada dialognya sama sekali). Film Beauty and The Beast ini jauh lebih oke, karena lagu-lagu tidak mengambil semua porsi film seperti halnya Les Mirables 😛

Jadi yah, saking saya suka sama film ini, saya nontonnya sampai 2 kali di bioskop hahaha. Pertama hari minggu, 3 hari setelah pemutaran perdana di bioskop. Lantas nonton lagi 2 minggu berikutnya, hahaha… Dan saya ngga bosan sama sekali…

Apakah Film ini Ada Pesan LGBT-nya?

Kemaren kan sempat hebohkan ya tentang indkasi bahwa film ini mengusung tema LGBT. Saya ngga tau apakah ini mengusung atau ngga tapi memang ada scene-scene yang cendrung ke sana. Pertama sewaktu lagi tema Gaston yang berlangsung di cafe kampung Vileneuve dimana Lefu, anak buah Gaston memperlihatkan gaya seperti menyukai Gaston. Lefu bersikap sok manja pada Gaston yang memang terlihat gagah sebagi seorang prajurit.

Adegan yang kedua adalah ketika terjadi penyerangan masyarakat Vilenueve ke istana Beast. Di sana terjadi perlawanan yang dilakukan oleh penghuni istana yang berwujud benda-benda atau perabotan hidup ini. Semuanya membela kehormatan istana mereka.

Ketika ada tiga orang laki-laki yang hendak menyerang, si nyonya wardrob langsung menyerang dengan cara mengeluarkan kain-kain yang ada di dalam dirinya dan melilit ketiga laki-laki tersebut. Ujungnya dia ‘didandani’ jadi wanita oleh nyonya wardrob. Dan ketiga lelaki ini langsung bertingkah genit ala-ala bencong.

Cuman satu yang kurang serunya adalah, di akhir cerita. Ketika Beast berubah wujud jadi pengeran ganteng lagi, Belle tidak menunjukkan keterkejutan yang luar biasa. Mereka langsung saling tatap dan kemudian ciuman. Kurang terlalu drama kekagetannya. Hahaha.

Trus pas akhir cerita adegannya cuma nari-nari doang. Ada kek adegan mereka berdua duduk di taman ngobrol-ngobrol cantik penuh kebahagiaan karena saling jatuh cinta. Atau adegan mereka nikah, gitu, hahaha. Ini kan ceritanya dongeng banget kan yaaa, hahaha. Dasar gue korban cerita indah dongeng, hehehe…

Advertisement

4 comments

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s