Taruko Cafe Resto Ngarai Sianok adalah sebuah resto yang berada di tengah Ngarai Sianok. Resto ini berada sekitar 20 meter di pinggir sungai berbatu yang airnya dangkal. Pemandangan di sekitarnya hijau alami yang ditingkahi suara gemercik air sungai yang bening.
Suasana di Taruko Cafe Resto ini enak banget. Maklum, dikelilingi oleh dinding ngarai yang hijau asri dan segar. Selain kita bisa (hanya) duduk-duduk cantik sambil ngopi, ngeteh, ngemil kentang atau makanan berat lainnya, kita juga bisa main-main air di kali tersebut. Air kali tersebut segar dan jernih. Makanya ngga heran resto ini menjadi tongkrongan anak muda di Bukittinggi.
Rasanya pengen banget nyebur di sana, hahaha. Eh tapi gimana bisa nyebur karena air sungainya dangkal (sebetis aja waktu itu) dan berbatu, airnya cukup deras. Kayanya sih ya, lomba mobil off road di sini keren banget dah.
Bangunan resto ini terbuat dari kayu dengan nuansa Rumah Gadang. Atap bangunan utama resto lebih mirip atap mesjid tuo Minangkabau sih. Di halaman depan terdapat taman yang dibuat sawah kecil. Juga tersedia bendi tanpa kuda. Waktu saya datang, pemilik restonya sedang memperbaiki jalan conblok di taman tersebut.
Ada dua bangunan kecil yang awalnya saya kira sebagai penginapan. Saya udah pede-pede aja nanya, kalau penginapan atau bungalou-nya semalam berapa, hehehe. Tapi rupanya bangunan itu tempat tinggal pemilik resto ini. Bangunan ini juga diberi gonjoang. Jadi benar-benar terlihat suasana kampung Minangkabau.
Selain bangunan utama resto, juga terdapat bangunan kecil di sisi pojok kanan bangunan utama. Bangunan ini bentuknya mirip dengan rangkiang. Letaknya lebih dekat ke arah kali. Jadi suara gemericik air lebih jelas terdengar di sini. Betah deh lama-lama berada di resto ini, hehehe.
Mushalanya sendiri berada di lantai dua bangunan utama. Kayanya itu khusus dijadikan ruangan shalat. Sayang banget saya ngga naik ke atasnya waktu ke sana.
Menu makanan di sini, tentu saja ada makanan padang, tapi penyajiannya kontemporer-lah ya. Tidak seperti penyajian ala nasi padang yang selama ini kita lihat. Nasi goreng dan mi goreng juga ada. Selain nasi padang, menu yang tersedia adalah menu masakan Italia dan Chiness food. Dan juga tersedia berbagai macam minuman yang menggugah selera.
Jadi makan di Taruko Cafe Resto ini, kita tidak hanya menikmati makanan dengan berbagai macam jenis makanan tersebut. Tetapi yang utama adalah menikmati suasana dan keindahan Ngarai Sianok yang segar, yang hijau dan asri. Dijamin betah deh nongkrong di sini.
Saya tau Taruko Cafe Resto Ngarai Sianok ini dari foto adik saya. Di foto tersebut dia lagi duduk di bangku pojok, di belakangnya terdapat Rangkiang Rumah Gadang dengan latar belakang perbukitan. Saya tanya adik saya di mana lokasinya. Jawabannya di Ngarai Sianok.
Dalam hati : Kudu ke sini nih, hehehe… 🙂
Lebaran 2015 kemaren saya dan adik saya akhirnya ngebolang berdua pakai motor ke Bukittinggi. Perjalanan pakai motor hari itu sangat panjang dan melelahkan. Dari Solok ke Singkarak, terus ke Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau di Padang Panjang, Taman panorama Bukittingi. Terus ke taruko dan juga ke Jam gadang. Keren kaaan… 😛 *ngebayangin enaknya jalan pake mobil sendiri, hahaha : aamiin ya Allah*
Dari Taman Panorama Bukitinggi, jarak tempuh ke Taruko Cafe Resto ini kira-kira 10 menit aja sih. Dari ujung jalan Panorama, belok kiri ke arah Ngarai Sianok dan kita akan ketemu pintu 2 Lobang Jepang di tikungan gerbang Janjang Koto Gadang atau The Great Wall of Koto Gadang (Tembok Cina skala mini ala Bukittinggi).
Nanti, sekitar 150 m setelah pintu 2 Lobang Jepang ketemu jembatan yang di sebelahnya ada resto juga. Resto ini berada di seberang jalan, yang di sanpingnya ada jalan yang menuju ke Janjang Saribu, Ngarai Sianok. Ini adalah jalan ke Janjang Saribu dari arah bawah ngarai. Janjang Saribu beda dengan Janjang Koto Gadang ya… 🙂
Tapi kita terus aja melewati jembatan tersebut. Lurus aja ikutin jalan yang ada. Nanti ada pertigaan ke Nagari Sianok dan Koto Gadang di sebelah kiri, tetap aja lurus sampai ketemu jembatan lagi. Persis setelah jembatan di sebelah kiri ada simpang kecil, yang merupakan jalan menuju Taruko Cafe Resto. Ikutin jalan ini terus kira-kira 1 km lebih deh. Nanti akan terlihat Taruko Cafe berada di sebelah kiri jalan kampung tersebut.
Selamat menikmati pemandangan di Taruko Cafe ya.. 🙂
Taruko Cafe Resto :
Jl. Tabiang Takuruang, Ngarai Sianok Bukittinggi
suka ama tempat ini
kemaren ke sana ya Win?
iya tapi aku belum tulis
Ayo tulis..
ditunggu 😀
siiipp..
Aku udah lewat setahun baru tulis… 😛
Kapan ya aku ke Bukittnggi 😦
Cari waktunya yg bisa 4 hari di sana… 🙂
Kalo lewat jalan darat dari Jakarta waktu tempuhnya dua hari kan ya Kak?
Sekitar 30 jam lebih kurang… Naik dr rawamangun… Naik ANS, NPM…
cakep bener resto nya, jadi betah berlama2 makan di sama, semua pemandanganya sangat asri sekali ya
Betaaah bgt di sana lama adya, hehe… Enak bgt kayanya tinggal di sana…
koq waktu ke situ saya nggak ngeh kalau ada cafe yah 😀
Bang Jampang ke sana kapan? Ini resto kayanya baru ada tahun 2012 deh…
sepertinya seh tahun itu
Mungkin sedang masih dalam pembangunan kali ya…
rame bangaet cafenya ya..
waktu kami ke situ sepiii…tapi sukaa banget..
Mungkin dulu belum terkeanal Mba Monda, atau sepi di hari kerja… Kalau kemaren aku kan datang seminggu sehabis lebaran… Jadi rame banget.
[…] Cafe Taruko Ngarai […]
alangkah indahnya bila ada pengecatan bewarna warni pada bangunan yang ada, bukan hanya hitam atau kelam saja.
Mungkin mereka mau warna yg klasik aja. Biar selaras dg alam di sekitar…
[…] restoran Taruko Tabiang Takuruang, kami berehat cukup lama, bersantai menikmati suasana alam sembari minum jus. Karena sudah makan […]
[…] main ke Taruko Tabiang Takuruang, lalu ke Koto Gadang yang berada di atas Ngarai Sianok. Koto Gadang ini merupakan desa yang dikenal […]
[…] Bukittinggi kami jalan ke Taruko Cafe yang berada di Tabiang Takuruang, Ngarai Sianok. Kami cukup lama nyantai-nyantai di sana. Dari sana […]