
Di banyak kampung di Sumatera Barat, sangat banyak ditemukan rumah kosong karena tak berpenghuni. Rumah-rumah tersebut kosong karena pemiliknya kebanyakan tinggal di rantau, sehingga jadilah rumah di kampung tersebut kosong. Atau kalaupun tidak kosong rumah tersebut hanya diisi dua atau tiga orang saja. Mereka meramtau ke daerah ramtau jauh ataupun yang merantau dekat. Jangankan rumah gadang, rumah tembok aja banyak yang kosong.
Di kampungku saja, rumah-rumah banyak yang kosong. Salah satunya rumahku (rumah orangtuaku maksudnya). Di depan rumahku, rumah kakak ibuku juga kosong. Di belakang rumah rumah kakak ibuku ada rumah gadang yang diisi dua orang yang sudah tua. Di sebelah rumah kakak ibuku, ada rumah gadang yang pemiliknya (masih) keluargaku yang hanya diisi oleh tiga orang saja.
Di belakang rumahku, ada dua rumah, milik 2 orang kakak ibuku. Kakak ibuku yang pertama hanya satu anaknya (kakak sepupu) yang tinggal dirumah bersama suaminya. Anak-anak kakak sepupuku di Padang (pulang dua minggu sekali). Rumah kakak ibuku yang satunya lagi juga sama.
Rumah yang ada di samping kiri rumahku (sebut aja rumah A) juga kosong. Di depan dan di belakang rumah A juga kosong melompong. Di samping rumah A ada rumah seorang nenek yang merupakan teman nenekku, yang tinggal bersama satu anak dan menantu serta 2 atau tiga cucunya. Padahal anak perempuan nenek tersebut ada 4 orang.
Di sebelah kananku tiga bersaudara (masih keluargaku), masing-masing punya rumah. Satu rumah ditinggali suami istri (si istri kakak sepupu jauh-ku), yang satu rumah tempat bapak sepupuku tidur. Rumah satunya lagi mak sepupuku tidur di situ. Bapak ibunya bukan pisah ranjang, tapi supaya rumah kedua anaknya ada yang menghuni. Plus, kebiasaan orang tua di kampung, kalau udah tua pada tidurnya misah, hehehe.

Itu baru rumah-rumah yang jarak dalam radius kurang dari 50 meter lohh. Belom bagian sananya lagi, sanaan dikit lagi, yang di ono, yang di ntu. Banyaaaaaaaak banget rumah kosong atau rumah yang besar tapi hanyak di huni dua tiga orang aja. Kampung sepi banget dah.
Intinya, satu rumah dihuni oleh maksimal (kira-kira) seperempat penghuni asli rumah tersebut. Tapi jangan ditanya kalau lagi liburan sekolahan dan liburan lebaran, ramainya minta ampun dah. Jalanan di kampung tetiba pakai macet segala. Dan kalau berbicara, Monas pindah ke kampungku, hahaha.
Kampung-kampung lainnya pun juga sama nasibnya dah. Sepi. Yang rame paling kota ibu kota kabupaten atau kotamdya yang ada pusat pemerintahan dan pasar raya. Plus ada kodim dan polres dan juga ada komplek perumahan nasional alias perumnas. Baru deh rame.

Saking banyaknya rumah kosong, tidak jarang yang punya rumah (yang tinggal di rantau) meminta orang lain tinggal di rumahnya. Tinggal gratis loh, cukup bayar listrik aja udah. Bahkan ada juga listrik pun dibayarkan oleh si pemilik rumah, yang penting rumahnya ada yang nempatin, ada yang ngurus, jadi rumahnya ngga kosong gitu aja. Karena kalau dibiarkan kosong, maka rumah itu akan pelan-pelan keropus dan malah rubuh. Itu yang banyak terjadi pada Rumah Gadang. 😦 *miriis
Tapi yang membuatku ngga habis pikir adalah, ada orang yang tinggal di rantau, udah punya rumah (orangtua) yang besar di kampung. rumah tersebut hanya dihuni 3-4 orang. Eh tapi bangun rumah lagi di sebelah rumah orangtuanya buat kalau pulang kampung katanya. Laaah, bangun rumah lagi tapi tinggal di rantau kan cuma buat nambah-nambah jumlah rumah kosong aja kan. Hanya karena ingin prestise bahwa sudah sukses di rantau…. 😛
Waah bnr2 perantau org padang itu yah :d
Eh, apa g serem rumah2 kosong gitu? Kalo di titin pasti udh byk banget cerita itu rumah kosong..
Ngga banyak kejadian-kejadian aneh sih ya selama yang aku tau…
punya rumah banyak buat investasi kali, tapi bingung kagak ada yang ngisi
bukan investasi Jo tpi prestise, hehe
sayang sekali kalau sampe kosong dan nggak ada yang nempatin
Iya sayang banget bang… tapi sebagian besar penghuninya merantau…hehe
sayang banget ya dibiarin kosong gitu, bisa rusak kan ya
manyanya jadi banyak rumah rusak non… 🙂
kalo rumah kosong..biasa ditempatin ‘keluarga dr dunia lain’ jg sih yang ikut nebeng, jd pada leluasa dong ya…, hidup di jakarta..dempet2an rela, sayang banget kosong gitu knp ga buat invest lain gitu
Iya, bisa juga ya, kan karena kosong jadinya meeka serasa punya sendiri ya…
rumahnya rasuna said dimana kak? pengen lihat deh hehe…
di kerinci, di desa lingga juga banyak rumah2 gedang yg ditinggalkan sama penghuninya, bermacam2 alasan, mulai dari ditinggal merantau, tidak punya ahli waris, sampe malu tinggal di rumah kayu… alasan terakhir ini yg menggelitik, lebih suka tinggal di rumah batu, biarpun kecil.. lebih modern katanya 😦
Di Maninjau… sekitar 1,5 km dari pasar maninjau arah Rumah buya Hamka. sebelah kanan…
Ntar tak coba bikin postingannya deh…. 🙂
Kalau saya mah, kalau punya kemampuan bikin rumah gadang, saya kan bangun rumah gadang…
amin amin ya rabbal alamin… 🙂
amin…. siap kakak
saya bukittinggi baru kotanya aja, pengen sih ke maninjau sama kelok 44 🙂
Ayo… ke sana lagi… sekalian ke rumah buya hamka, bung hatta dan rasuna said, rohana kudus juga
Semoga rumah warisan Hj. Rasuna Said tetap ada yang merawat. Pemda harus turun tangan merawat rumah pejuang ini.
Iya, semoga aja… amin. Kata ibu penjaganya sih, dulu Gauda Indonesia yang pernah memberikan bantuan biaya perawatan…
Sayang juga ya kalo sampe banyak yang kosong begitu. Di Pekanbaru sini juga banyak perantau dari SumBar. Walau mereka udah punya rumah di kampungnya, tapi tetep bikin rumah disini. Karena udah pengen menetap di Pekanbaru.
Iya sayang banget… tapi itu realita… Iya di Pekan baru emang banyak orang sumbar ya…
Wah…. brarti memang benar-benar terbukti ya bhw orang padang suka merantau (baca: travelling) Hehehe 😀 Klo itu rumah dekat dengn area perkantoran atau kampus, buleh deh disewain tuh… jd passive income.. hehe 😀
Kalau di kampung mah, ngga ada perkantoran…. 🙂
Kalau perkantoran dan kampus paling ngga ada di kota (pusat kota, kotamadya atau kabupaten). Baru bisa dijadikan passive income
cara orang minang nunjukin keberhasilannya di rantau ya dengan bangun rumah di kampungnya 😀
tapi ya gitu jadi banyak sekali rumah tak berpenghuni di kampung-kampung
Iyaa…. membangun rumah di ka,pung adalah prestise di kampung, walau tidak dihuni. bagiku itu pandangan yang kurang tepat… 🙂
siap …….
Oiya, aku ingat ada postingan ke Rumah Buya Hamka Maninjau, secara umum nih… 🙂
https://firstychrysant.wordpress.com/2016/01/28/ngebolang-ke-maninjau-sendirian-naik-ojek/
#menuju tkp
[…] berasal Sumatera Barat, tak terkecuali dari Maninjau ini. Tetapi kemudian yang tersisa hanyalah rumah kosong yang sudah tua dan lapuk. Karena semua anak dan keturunannya pun tidak ada yang menetap di kampung, […]
[…] Keturunan yang sudah punah ini bisa juga menjadi penyebab kedua rumah gadang jadi rumah kosong yang ‘tak bertuan.’ […]
[…] Rumah-rumah banyak yang kosong, tak berpenghuni seperti halnya di banyak nagari di Sumatera Barat. Rumah-rumah tersebut terkunci dalam kesepian karena ditinggal penghuninya yang hidup di tanah rantau. Kebanyakan rumah-rumah penduduk di Koto Gadang modelnya adalah rumah-rumah orang kalangan berada pada awal abad 20-an. […]
[…] begitulah kebanyakan rumah gadang dan rumah-rumah panggung lainnya di Sumatera Barat, menjadi rumah kosong yang ditinggal penghuni. Sedih saya melihat kenyataan ini, apalagi kalau melihat rumah gadang yang […]
[…] apapun alasannya, saya selalu merasa sangat sedih setiap kali melihat rumah gadang yang kosong tak terurus dan hancur begitu saja. Saya hanya bisa merasa sedih dan prihatin saja karena toh saya […]
[…] rumah gadang yang terawat dan dalam kondisi yang bagus karena ada penghuninya, ada juga beberapa rumah gadang yang tampak tampak kosong, ini terlihat dari pintu dan jendela yang tertutup rapat. Tapi umumnya kondisinya juga masih bagus […]
[…] rumah gadang yang terawat dan dalam kondisi yang bagus karena ada penghuninya, ada juga beberapa rumah gadang yang tampak tampak kosong, ini terlihat dari pintu dan jendela yang tertutup rapat. Tapi umumnya kondisinya juga masih bagus […]
ada ngak rumah kosong di maninjau, saya benar-benar mau menyewanya.
Saya kira kalau di Maninjau cukup banyak… karena memang banyak terlihat rumah kosong di sana…
Assalamualaikum w.r w.b saya erwin di padang,apakah ada rumah kosong di padang yg Bersedih kita manfaat kan untuk menjadi rumah tahfidz atau rumah singgah yatim,
waalaikum salam….
salam kenal Mas erwin. maaf ya baru balas. udah dua mingguan ngga liat blog…
saya ngga tau soal itu ya, tapi nanti bisa saya tanyakan ya.