Ustano Pagaruyuang ~ Kompleks Makam Raja Alam Pagaruyuang

DSC02496Di jalan raya Batusangka ~ Pagaruyuang terdapat sebuah kompleks pemakaman Raja Alam Kerajaan Pagaruyuang. Kompleks pemakaman ini berada persis di pinggir kanan jalan raya, sekitar 1 km lagi ke arah Istana Pagaruyuang. Ada plang besar sehingga sangat mudah sekali menemukannya.

Awalnya aku tidak sengaja (lagi-lagi ngga sengaja ya) menemukan Ustano Pagaruyuang ini. Setelah tak sengaja menemukan prasasti Batu Basurek Adityawarman dan Rumah Gadang Bundo Kanduang aku meneruskan jalan-jalanku ke Istana Pagaruyuang. Baru aja jalan setengah kilometer liat ada pohon beringin besar yang di bawahnya ada plang bertuliskan : Ustano Raja Alam.

Aku langsung menghentikan motorku. Mulanya bingung ngga tau apa itu maksudnya Ustano Pagaruyuang. Setelah nanya orang-orang yang duduk di sana, mereka menjelaskan maksud Ustano Pagaruyuang adalah Pemakaman Raja Kerajaan Pagaruyuang. Aku hanya ber”oooh, gitu…” hehehe…

Langsung aja abis itu jeprat jepret, hehehe…

DSC02500
deretan makam raja Kerajaan Pagaruyuang

Areal pemakaman ini terdiri dari 13 kuburan. Ada beberapa pohon beringin besar menaungi pemakaman tersebut sehingga pemakaman ini sangat teduh. Jadi tak heran banyak orang yang duduk-duduk santai di tembok pembatas pemakaman tersebut. Selain itu, makam-makam di sana tampak bersih dan terawat. Harus dong ya, situs sejarah emang seharusnya dirawat dengan baik.

Bentuk kuburan-kuburan tersebut seperti kuburan masyarakat Minangkabau umumnya. Kuburan hanya diberi batu sebagai penanda kuburan. Tapi batu-batu tersebut direkatkan dengan semen supaya batu-batunya tidak berjatuhan atau tersusun rapi. Bagian kaki dan kepala makam diberi batu-batu yang bentunya melengkung.

Ada satu makam yang diberi atap dan diberi penutup kain berwarna kuning. Makam itu merupakan makan Raja Alam pagaruyuang. Kenapa warna kuning? Tapi aku ngga tau raja yang mana. Alasannya sama dengan Rumah Bundo Kanduang yang dinding dalamya ditutupi kain kuning. Yaitu warna kuning merupakan warna lambang Luhak Tanah Data.

DSC02505
batu kasur tempat pengujian calon raja

Di salah satu bawah pohon beringin yang paling dekat dengan pinggir jalan, ada beberapa batu-batu yang bentuknya seperti kursi atau bangku. Bangku yang beralaskan dan bersandaran batu ini merupakan tempat duduk para datuk ketika sedang mengadakan musyawarah. Atau istilahnya disebut dengan Medan Nan Bapaneh.

Satu bangku untuk satu datuk utama dalam kerajaan Pagaruyuang. Kalau ngga salah hitunganku, semua bangku batu tersebut berjumlah 15. Apakah itu sudah semua ataukah ada yang berkurang aku juga ngga tau. Di tengah-tengah bangku-bangku batu tersebut terdapat meja yang juga dari batu yang lebar.

Pada bagian yang lebih tinggi dari bangku-bangku, di bawah pohon beringn terdapat batu panjang yang tebal yang di sebut dengan Batu Kasur. Batu kasur ini terbelah dua. Aku tidak tau terbelah dua dari kapan. Panjang batu tersebut 2,8 m dan lebarnya 0,8 m, serta tebalnya 0,25 m. Di bagian atasnya Batu Kasur ada motif pahatan.

Di Ustano Pagaruyuang ini dijadikan tempat musyawarah dan pengujian calon raja baru untuk ditempatkan di daerah atau kerajaan bawahan Pagaruyuang. Contohnya adalah Kerajaan Negeri Sembilan yang beraja ke Kerajaan Pagaruyuang.

Salah satu ujian yang dihadapi oleh calon raja baru adalah duduk atau tidur semalaman di atas batu kasur yang alasi daun yang jelatang yang bermiang. Miang ini adalah bagian tumbuhan yang menimbulkan gatal-gatal luar biasa. Contoh tumbuhan yang bermiang adalah di pohon bambu. Aku pernah kena miang bambu ini, gatalnya luar biasa… 😛

Gila aja ya dulu untuk jadi pemimpin ujiannya berat banget… 😛

medan nan bapaneh, tempat musyawarah. ada sekitar 15 kursi batu di sini
Medan Nan Bapaneh, tempat musyawarah. ada sekitar 15 kursi batu di sini

DSC02492DSC02494

Advertisement

28 comments

  1. wah itu luar biasa ya mau jadi pemimpin aja harus ngelewatin ujian yg luar biasa, berarti memang hanya orang2 yg sudah teruji yg dipilih jd pemimpin 🙂

    • iya… harus teruji dulu baru bisa jadi pemimpin..

      dari dia balikh kan sudah balajar ngaji sama silat… belajar ilmu tata negara juga… mungkin ini yang terakhirnya kali yaaa..

  2. Hmm… ini makam yang menarik. Siapa saja ya yang dimakamkan di sana? Apa ini kompleks? Tahun berapa ini didirikan? Waduh, saya jadi banyak pertanyaan soal makam ini, tapi soal monumen batu kasur itu, apa tidak mungkin itu sebenarnya dolmen ya? Soalnya mirip banget dari segi bentuk plus ada umpag (penyangga) nya. Keren banget kalau ini peninggalan megalitikum. Jadi penasaran!

    • Yang dimakamkan di sana para Raja Pagaruyuang Gara… Tapi ngga semua… Ada juga yang dimakamkan di Saruaso…

      Menurut sejarahnya sih, ngga cuma dolmen saja, tetapi juga emang difungsikan menjadi tempat musyawarah dalam adat…

      Aku ngga tau sudah ada dr tahun berapa…

      Waaduh, kenapa ngga kepikiran yaaa…. yaaah seandai aku bisa seditail kamu, pasti itu jd pertanyaan buatku yaa…

      hayo ke sana Gara… Ada batu tulis juga ga nyampe setengah kilo dari sana kan?

      • Berarti dari dulu tempat itu sudah sangt difungsikan ya Mbak. Menarik sekali :hehe. Maapkeun, saya kalau ketemu yang begini-begini suka penasaran jadi banyak tanya :hehe :peace.

        • Udah, ini udahdifungsikan sejak abad 14. Makam Raja Pagaruyuang ngga di sini aja sih, di daerah Saruaso juga ada…. beberapa km dr ustano ini…

          Gapapa kali Gara… justru dengan adanya pertanyaanmu, jadi bikin aku juga mikir, “oiya, kenepa ga kepikiran sama gue ya….” hehe

          Malah aku berterima kasih banget sama kamu…:)

  3. Di kampung saya (rajanya bergelar Rajo Alam Surambi Sungai Pagu) makam raja memang ditutup kain warna kuning juga. Bahkan bila ada keturunan raja yang meninggal bendera kuning akan dikibarkan. Warna kuning adalah warna keturunan rajo.

  4. Jadi tambah pengetahuan saya ttg kisah kerajaan Pagaruyung. Horor juga ya kalo disuruh bobok diareal kuburan, dikasih miang lagi. Setauku ngilangin miang bambu itu susah loh, kan halus-halus gitu. Tapi kalo dipikir-pikir tantangan untuk jadi Raja hampir sama kayak anak pramuka yg jurit malam buat dapetin lencana yaaa. Hehehheehe.

  5. Malam-malam tidur di makam, euuhh sereeeem.. Jadi ingat acara jaman dulu Uji Nyali atau apa itu namanya uka-uka hihi

    Kirain ustano itu Istana 😃

        • Asatana dalam bahasa sunda ya tEh? Sama dong dengan bahasa Jawa ya?

          Iya lah teh, perlu kesabaran tinggi. pembinaan teori selama harus didukung dengan ujian fisik lainnya yang butuh kesabaran tinggi…

  6. simpelnya istano itu kediaman raja ketika raja hidup, ustano itu kediaman raja ketika raja sudah mangkat 😀

    warna kuning emang warna kebesaran raja-raja minang/melayu uni 🙂

  7. […] 6. Ustano Rajo Alam Pagaruyuang Ustano Rajo Alam Pagaruyuang merupakan kompleks kuburan Raja Alam Kerajaan Pagaruyuang. Ustano ini berada sekitar 500 m setelah Rumah Gadang Bundo Kanduang (dan Prasasti Batu Basurek Pagaruyuang) arah ke Istana Pagaruyuang. Selain merupakan kompleks perkuburan bagi raja yang akan duduk di singgasana Kerajaan Pagaruyuang, di sini juga terdapat Medan Nan Bapaneh, atau tempat musyawarah yang tempat duduknya berupa batu-batu yang tersusun saling berhadapan seperti halnya meja rapat zaman sekarang. […]

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s