Rumah Gadang Bundo Kanduang ini adalah rumah gadang asal Bundo Kanduang, tokoh wanita dalam sejarah Minangkabau. Bundo Kanduang dulunya adalah seorang ratu yang memimpin kerajaan Pagaruruang.
Lokasi Rumah Gadang Bundo Kanduang ini ada di daerah Pagaryuang, sekitar 2 km – 3 km sebelum Istana Pagaruyuang, dari arah pusat kota Batusangka. Tepat di depan Rumah Gadang Bundo Kanduang ini terdapat situs Batu Basurek Raja Adityawarman, raja Kerajaan Pagaruyuang.
Awalnya aku ngga sengaja menemukan Rumah Gadang Bundo Kanduang ini. Gegaranya adalah pas berhenti ngga sengaja liat situs batu basurek Adityawarman. Pas lagi berhenti liat batu basurek, eh di depannya (seberang jalan) ada rumah gadang yang auranya cerah banget. Pasti pengen banget dong motoin itu rumah.

Ketika hendak mau memoto rumah gadang lebih dekat baru keliatan ada papan nama yang menyatakan rumah gadang tersebut adalah asal Rumah Gadang Bundo Kanduang. Di halaman depan rumah gadang tersebut banyak terdapat batu-batu tua (batu megalitik?). Bentuk batunya ada yang pipih, dan ada yang lonjong. Batu-batu tersebut mirip dengan batu-batu basurek Adityawarman yang ada di seberang rumah gadang.
Aku diizinkan masuk ke Rumah Gadang Bundo Kanduang tersebut oleh pemilik rumah. Bagian dalam rumah gadang berupa ruang kosong yang tidak disekat alias tidak ada kamarnya. Dinding bagian dalam rumah gadang ditutupi kain warna kuning. Oya, warna kuning ini adalah warna lambang luhak tanah data, atau luhak nan tuo.
Luhak tanah data adalah luhak atau wilayah adat yang berada dalam lingkup tanah data atau seputaran Batusangka. Luhak tanah data ini simbol warnanya adalah warna kuning. Dua luhak lainnya adalah luhak agam, dengan warna lambangnya merah. Dan satu lagi luhak limo puluh koto, dengan simbol warna hitam.
Maka jadilah warna bendera Pagaruyuang atau Minangkabau hitam, merah dan kuning. Warna yang melambangkan Tiga Luhak di daerah Minangkabau.
Oke, balik ke Rumah Gadang Bundo Kanduang tadi. Di dalam rumah gadang terdapat beberapa benda pusaka yang terlihat sudah sangat tua sekali. Seperti tombak, gerabah, dan juga ada alqur’an yang sudah sangat tua. Ada juga tombak yang ujungnya mirip kujang, senjata khas Jawa Barat.
Menurut keterangan ibu pemilik rumah. Rumah gadang inilah rumah asal Bundo Kanduang, dan juga Raja Alam Minangkabau. Istana Pagaruyuang adalah istana raja yang dibangun belakangan. Dan istana Linduang Bulan adalah istana tempat tinggal pribadi para puti (putri bangsawan) dan Tuan Gadih keturunan Raja Pagaruyuang.
Batu basurek prasasti Raja Adityawarman berada di seberang Rumah Gadang Bundo Kanduang (dulunya adalah bagian dari halaman, sebelum ada jalan raya). Dan tidak heran juga di halaman rumah gadang juga banyak terdapat batu-batu megalitik, baru-batu yang juga dijadikan sebagai prasasti oleh Adityawarman.
Dan kira-kira setengah kilometer (atau mungkin kurang) dari Rumah Gadang Bundo Kanduang arah ke Istana Pagaruyuang terdapat makam-makam Raja Pagaruyuang. Kompleks pemakaman ini disebut dengan Ustano Pagaruyuang. (ntar bikin postingan sendiri).
Hayhaaay…kemana kabarnya diriku selama ini sebagai anak nagari Ranah Bundo? Anak nagari ternyata ngga paham dengan sejarah budaya daerah sendiri. Eh, malah lebih paham budaya orang lain. *Maluuuuuuu banget*
Wah, tertarik nih saya sama situs ini, Mbak! Tapi pertama tanya dulu Mbak, luhak lima puluh koto itu apa letaknya paling utara? Terus luhak agam, apa letaknya di selatan? Luhak tanah data, apa letaknya sebelah barat? Satu lagi, apa kepala rusa yang ada di tiang rumah itu juga sudah ada sejak zaman Adityawarman?
Situs batu basurek itu sebenarnya apa, Mbak? Request postingan tersendiri Mbak, soalnya saya penasaran :hihi. Semacam dolmen dan menhir sih kalau yang saya lihat dari sini, tapi sepintas itu juga tampak seperti kursi batu.
Kadang tempat wisata yang ditemukan secara tidak sengaja itu justru yang cerita tersimpannya paling dahsyat lho, Mbak, betulan!
Hmmmm soal letak, ntar aku liat dulu posisinya di peta yaa…hehe.
Luhak itu adalah semacam konfedarasi dalam wilayah darek Minang kabau.
Situs batu basurek itu adalah, situs prasasti yang ditulis oleh Adithyawarman. Batu prasastinya ini sendiri banyak banget. konon katanya beliau adalah raja nusantara yang paling banyak membuat prasasti.
Batu-batu yang di sana emang seperti batu yang ada di situs batu2 megalitik deh..
Ntar aku bikin postingan tersendiri yaa… 🙂
Siap, terima kasih! Ya, saya juga tadi cek di beberapa sumber dan di sana ada puluhan prasasti peninggalan Raja Melayu itu yang masih in situ. Wow.
Siap, terima kasih banyak, ditunggu postingannya!
Di sini emang banyak prasasti kaya gitu… ada yang namanya batu basurek (batu tulis) yang tersebar di beberapa tempat. juga ada batu batikam.
Iya nih Gara, aku lagi dibuat postingannya nih… mudah2an besok atau minggu udah posting….
Siap, saya tunggu :hehe. Menarik sekali ini, sangat menarik :)).
Gara… ini tentang prasasti yang kemaren nih.. 🙂
https://firstychrysant.wordpress.com/2015/06/15/prasasti-adityawarman-pagaruyuang-batusangka/
Bookmarked, thank you! Saya baca nanti ya Mbak, terima kasih!
oke siipp… hehehe *padahal udah baca yaah
:hehe :peace. Kan sayanya komentar di sini dulu sebelum ke postingan sesungguhnya :haha.
hahaha… iyaah dimengerti… 🙂
Siap!
Adityawarman —> ini raja hindu, budha, atau islam?
saya nggak hapal pelajaran sejarah 😀
Ini ngga masuk kurikulum nasional, hehehe
Raja Hindu… Waktu itu Pagaruyuang masih kerajaan Hindu…
Maaf ya, tp kalau di kaji, bkn agama hindu akan tetapi agama haniff. Masih agama langit yg terpecah dari zaman nabi ibrahim, cuma bentuknya seakan hindu, kerna itu islam di sucikan semula oleh muhammad s.a.w.
Siapa yang agama hanif? Raja Adityawarman?
akuuh banyak sekali ketinggalan jurnal jalan2muh –‘
liat2 aja itu tulisan pd mampir di blog fufufu..
sehat, fisra? ^^
Jurnal2ku mah ga banyak… dikit… Jarang2 posting juga akuuuh 🙂
Alhamdulillah sehat…. dirimu Tin? Sehatkah? Insya allah yaa…
kain-kainnya itu bikin ngiler pengen diambilin
Emang dirimu bener2 suka kain tradisional yaa… saluuttt…
yg deket aja ga tau, apalagi sayah yg jauuh *ditimpuk*
mbaa.. kayanya wisata sejarah, hari gini udah makin berkurang ya peminatnya. dulu waktu SD, kayanya aku sering banget diajak ke tempat2 bersejarah di sekitaran surabaya. skrg kayanya udah gak ada yg kaya gitu 😦
iyaaa, wisata sejarah di sekolah kayanya harus ditingkatin lagi deh, biar pada tau sejarah…
Karena kalau cuma ngapalin pelajaran yang di buka nempelnya bentar doang, hehe
Rumah Gadang ini memang salah satu rumah adat di indonesia yang menarik perhatian 😀 bentuk dan arsitekturnya unik~
Iya benar, bentuk unik dan menarik ya… plus kemewahan karena ukirannya yang indah… 🙂
Indahnya Indonesiaku
Iya beneerr… indahnya indonesia dengan ragam budaya yang sangat kaya….
[…] Di daerah Pagaruyuang ini banyak ditemukan situs-situs peninggalan bersejarah kerajaan Pagaruyuang. Salah satunya adalah situs prasasti Adityawarman. Situs prasasti ini oleh masyarakat Sumatera Barat disebut sebagai Batu Basurek alias batu (ber)tulis. Salah satu lokasi batu basurek ini berada di daerah Pagaruyuang. Tepatnya di seberang Rumah Gadang Bundo Kanduang. […]
[…] Ustano Pagaruyuang ini. Setelah tak sengaja menemukan prasasti Batu Basurek Adityawarman dan Rumah Gadang Bundo Kanduang aku meneruskan jalan-jalanku ke Istana Pagaruyuang. Baru aja jalan setengah kilometer liat ada […]
makasih infonya soal istano silinduang bulan kak 🙂
[…] 3. Rumah Gadang Bundo Kanduang Pagaruyuang Bundo Kanduang merupakan salah satu tokoh dalam sejarah Kerajaan Minangkabau. Rumah Gadang Bundo Kanduang ini berada di Nagari Pagaruyuang, sekitar 2 km sebelum Istano Pagaruyuang. Rumah Gadang Bundo Kanduang ini tidak terlalu besar. Dan ruangannya hanya terdiri dari satu ruangan saja, nge-plong aja. Tidak ada kamar-kamar di sini. […]