Sinetron Catatan Hati Seorang Istri Banyak Adegan’Ngajarin’ Bunuh Diri.

gambar dari google
gambar dari google

Teman gue cerita, katanya ada sinetron baru yang bagus. Judulnya Catatan Hati Seorang Istri. Pasti itu adaptasi bukunya Mba Asma Nadia, pikirku. Gue pernah baca buku ini tapi ngga tuntas. Dan karena udah lama, jadi ceritanya pun sudah lupa… 🙂

Dan ternyata benar, sinetron tersebut diangkat dari buku Catatan Hati Seorang Isteri. Berhubung gue udah bertahun-tahun ngga nonton sinetron, infotainment ataupun berbagai macam acara tivi, tetap aja gue ngga tertarik untuk nonton.

Tapi eh tapi, karena kadang-kadang ngumpul di kamar teman sebelah kamar gue yang baru beli tivi beberapa bulan ini, sesekali nonton juga sih, hehehe. Apalagi pas sahur sambil makan teman gue nyalain tipinya. Dan pilihan yang tersedia adalah sinetron Catatan Hati Seorang Isteri. Ga tiap sahur sih nyalain CHSI ini, kadang-kadang aja…. :p

Jadi beberapa hari yang lalu seabis shalat shubuh, teman sebelah kamar gue muntah karena lagi masuk angin. Dia minta tolong gue pijitin dia. Oke… Sambil pijitin dia gue liat dong sinetron Catatan Hati Seorang Isteri yang tayang subuh. Rasanya mulut gue ngga berhenti komen dengan adegan-adegan yang ditampilkan.

Masa iya sih adegan seorang anak (Dante) yang ingin bunuh diri diperlihatkan secara gamblang gitu? Dante yang sering disiksa bapaknya mau loncat dari pagar teras atas rumahnya. Ia berdiri di bagian luar pagar, membelakangi pagar. Untung anaknya Hanna melihat aksi si Dante.

Eh, bapaknya Dante, (Rudolf ya?) naik meminta anaknya jangan melakukan niatnya. Udah anak di tolong, si Rudolf meluk Dante tapi tangannya (mungkin) melintir perut anaknya. Dante terlihat kesakitan mohon ampun sama bapaknya. Begitu lepas dari bapaknya, Dante nekat lagi naik pagar mau loncat ke bawah. Bram mau nolongin Dante tetapi mau angkat si anak lepas, jatuh ke bawah.

*tepoookk jidat….

Trus ada lagi adegan beberapa hari sebelumnya kalau ngga salah. Si Karin selingkuhannya Bram, juga niat bunuh diri dengan cara yang sama dengan Dante. Ia mau melompat dari pagar teras apartemennya. Gegaranya Bram mutusin dia kalo ngga salah ya. Akhirnya Karin bisa dibujuk tuh biar ngga loncat bunuh diri.

*tepok jidat lagi…

Nah, sahur dua hari kemarin kalo ga salah, ada lagi adegan bunuh diri. Si Karin lagi-lagi nekat mau bunuh diri demi mempertahankan cintanya pada Bram. Ia hendak meloncat dari lantai atap gedung tempat ia dan Bram kerja. Si Karin berdiri di atas tembok pagar lantai atap. Niatnya, dia bunuh diri di depan Bram dan Hanna. OMG…

Gimana ngga ngomen mulu melihat adegan bunuh diri yang terang benderang kaya gitu. Meskipun emang ada kejadiannya di bukunya, harusnya adegan yang kaya gini disaring abis, bukannya malah ditayangin berkali-kali. Bagaimana kalau adegan kaya gitu ditonton anak-anak galau, dan trus dicontekin dalam kehidupan nyata mereka? Atau ada wanita yang lagi putus asa karena didera berbagai masalah terinspirasi untuk melakukan hal yang sama? *geleng-geleng pala gak abis pikir.

Ya, mungkin aja pemikiran gue berlebihan, tetap aja visualisasi adegan bunuh diri tersebut kurang bagus untuk ditonton. Tau sendiri di negara kita ini sering latah. Ada berita tentang mutilasi yang menghebohkan, eh besok-besoknya ada lagi beberapa peristiwa yang sama. Sekarang ada peristiwa pelecehan seksual pada anak, eh ntar-ntaranya banyak berita tentang hal yang sama. Itu yang aku maksud…

Aku ngga tau pendapat teman-teman, apakah adegan itu dianggap biasa atau memang terlalu ‘vulgar’ seperti yang aku sebutkan di atas.

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s