Matematika Dasar ~ Kali Bagi Tambah Kurang (Kabataku)

Gambar dari google
Gambar dari google

Tiba-tiba saja terlintas membuat postingan tentang penyelesaian soal-soal matematika. Kadang-kadang ada sebagian kecil orang mungkin karena sudah lama meninggalkan bangku sekolah atau karena sudah sibuk dengan kerjaannya, lupa dengan matematika dasar yang sederhana.

Matematika dasar sederhana yang bagaimana yang terlupakan? Banyak, bahkan yang kabataku, alias Kali Bagi Tambah dan Kurang, operasi matematika yang paling sederhanapun sering terlupakan. Termasuk oleh saya sendiri 😛

Itu sangat dimengerti sih, karena eringkali penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari mungkin hanya yang berhubungan dengan uang kali ya. Jadi buat apa sih mengingat proses olah matematika yang menyebalkan itu. Ngga penting kaleee.

Sekarang, yuk kita liat proses pengerjaan operasi perhitungan soal matematika kabataku atau kali bagi tambah kurang. Berikut urutan proses penhitungannya.

  •  Hitung dulu bilangan yang ada di dalam tanda kurung.

Dalam proses kali bagi tambah kurang, yang harus diliat pertama kali adalah operasi bilangan yang ada dalam tanda kurung. Apakah itu operasi penjumlahan, perkalian, pembagian atau pengurang, penghitungan bilangan yang ada di dalam tanda kurung ini harus dilakukan terlebih dahulu.

Contoh :
1. 30 – (16 + 12) + 17 = ?
30 – 28 + 17 = 19

2. 25 x (15 – 10) = ?
25 x 5 = 125

3. (75 : 5) – 10
15 – 10 = 5

  • Hitung dulu yang ada perkalian dan pembagian baru penjumlahan dan pengurangan.

Nah, bagaimana dalam operasi kali bagi tambah kurang matematika tersebut tidak ada tanda kurungnya? Sementara operasi kabataku-nya banyak. Apa yang harus kita lakukan?

Oke, ngga usah bingung. Karena dalam proses seperti itu yang harus dilakukan dulu adalah liat dulu yang ada perkalian dan pembagiannya, baru kemudian liat penjumlahan dan pengurangannya. Jadi, KABATAKU adalah KALI dulu, baru BAGI, lalu TAMBAH dan terakhir KURANG.

Dan kalau ada perkalian berderet dengan pembagian, maka harus dihitung dari kiri dulu. Begitu juga kalau penjumlahan berderet dengan pengurangan, maka pengerjaannya dilakukan dari bilangan yang kiri dulu baru ke kanan. Kenapa? Karena penjumlahan setara dengan pengurangan, dan perkalian setara dengan pembagian.

Oke? Gampang ya… ^^

Contoh :
1. 21 + 15 : 3 – 5 x 4 + 32 = ?

Dari operasi kabataku diatas, apa dulu yang harus kita lakukan? Yuup, lihat yang      ada perkalian dan pembagian terlebih dahulu ya…, yaitu, 15 : 3 dan 5 x 4

21 + 15 : 3 5 x 4 + 32 = ?
21 + 5 20 + 32 = 38

2. 30 + (39 + 15) : 6 – 27 = ?
30 + (39 + 15) : 6 – 27 = ?
30 + 54 : 6 – 27 = ?

Proses berikutnya adalah 54 dibagi 6 dulu, lalu lihat hasilnya :
30 + 54 : 6 – 27 = ?
30 + 9 – 27 = 12

Coba liat, mudah menghitung proses kabataku bukan? Kalau gitu, coba teman-teman hitung operasi matematika yang ini yaa…

1. 30 – 18 : 6 x 2 + 19 = ?
2. 16 x (4 + 6) : 40 + 27 = ?
3. 2 + 100 : 5 x 4 – 48 = ?

Dan selamat Hari Pendidikan Nasional yaaa, 5 hari yang lalu siihh…:)

75 comments

  1. hahaha jadi inget jaman sekolah, inget kata guruku, kalau ngerjain soal matematika yang angka nya di dalam kurung, lebih baik di kerjakan dulu, baru jumlah atau kurangkan dgn angka yang di luar tanda kurung.. hihihi gitu katanya 🙂

    • mengikuti aturan kabataku 10 – 2 + 4 = 12. Cara lain yang yang ada di blog nutsarea yang bikin 10 – (2 + 4) = 4, tentu saja menyalahi aturan matematika. Kita gga bisa begitu aja memasukan tanda kurung ke dalam perhitungan tersebut. Karena kalau 10 – (2 + 4) dijabarkan atau tanda kurungnya dibuka akan menjadi 10 – 2 – 4, bukan 10 – 2 + 4.

      Mengenai 10 + (-2) + 4 = 12, itu juga ngga apa-apa. Karena pengurangan kan sama dengan penambahan nilai min ( – ). Ini juga dijelasin ke siswa kok. Tapi kecendrungan siswa kan lebih memahami 10 -2 daripada 10 + (-2).

      Begitu juga dengan soal no 2 : tidak ada 16 ÷ 2 × 4, tiba-tiba menjadi 16 ÷ (2 × 4). Dari mana datang tanda kurungnya?

      • Halo, saya dari NutsArea, saya cuma mau meluruskan aja pertanyaan sdr yaitu “Kita gga bisa begitu aja memasukan tanda kurung ke dalam perhitungan tersebut.” dan “Dari mana datang tanda kurungnya?”.

        Di sekolah dasar kebanyakan murid diajarkan metode KaBaTaKu, yaitu mendahulukan menyelesaikan perkalian, lalu menyelesaikan pembagian, lalu menyelesaikan pejumlahan, dan diakhiri dengan pengurangan. Tanda kurung tersebut saya gunakan untuk menunjukan kalau kita menggunakan cara Kabataku (yang sebenarnya tidak tepat) kita disuruh untuk menyelesaikan perkalian terlebih dahulu daripada pembagian.

        jadi di 16 ÷ 2 × 4, mereka disuruh untuk mengerjakan 2 x 4 dahulu, lalu mengerjakan 16 ÷ 8. Padahal di matematika yang sesungguhnya tidak ada pengurangan dan pembagian (begitu juga akar), yang harus dipahami adalah pembagian itu sama dengan 1/n, jadi 16 ÷ 2 × 4 = 16 x (1/2) × 4 =

        Dengan cara tersebut maka akan diperoleh hasil yang pasti dan akurat, tidak seperti penggunaan metode kabataku, dimana penyelesaian dari depan atau belakang, atau dari perkalian atau pembagian terlebih dahulu akan memberikan hasil yang berbeda.

        Begitu, semoga bisa dimengerti.

        • Hai Aiz… Makasih udah berkunjung ya…

          Terkait soal 10 – 2 + 4 = 12, kalau ingin dilakukan dari belakang, tetap bisa. Tapi jangan serta merta ditambahkan tanda kurungnya menjadi 10 – (2 + 4), karena hasilnya akan menjadi 4.

          kalau ingin menjumlahkan dari belakang, lakukan dengan cara jumlahkan dulu -2 dengan 4, jadi -2 + 4 = 2. (2 bernilai plus yaa…) Baru kemudian 10 + 2, maka hasil tetap 12 kan…

          Saya sangat mengerti dengan penjelasanmu yang menyatakan bahwa tidak ada pengurangan, yang ada hanya penjumlahan nilai minus. Begitu juga pada proses pembagian…

          Hanya saja, hal yang kamu jelaskan belum bisa diterapkan untuk anak SD. Ngga semua siswa yang bisa mengerti dengan yang kamu maksudkan. Hanya siswa-siswa yang pintar serta mempunyai minat yang tinggi terhadap matematika yang mudah memahaminya.

          Jika masalah 4 x 6 dan 6 x 4 saja sudah bikin satu negara heboh, gimana mau membahas : bahwa pengurangan itu sama dengan penjumlahan bilang yang bernilai minus. Dan pembagian x itu sama dengan perkalian 1/x…?

          Kalau kamu ungkapkan ini ke siswa SMA yang jago matematika atau mahasiswa teknik sih ngga apa-apa…

          Semoga penjelasan saya juga bisa kamu mengerti.

          • Sebagai guru matematika, kita berusaha memakai banyak metode, semoga semakin banyak yg bisa dimengerti /bisa ditangkap anak. Kalo kita berusaha/berharap, supaya semua anak di kelas pintar/mengerti matematika, sepertinya itu tidak mungkin. Pengalaman saya, tiap kelas dan tiap tahun, nilai matematika selalu antara 3 s/d 9 yg seimbang (simetris, maksudnya 6 menjadi sumbu simetrinya)

    • liat hukumnya lagi, kalau ngg ada dalam kurung, kerjakan dulu yang sesuai urutan kabataku.

      9 – 9 : 1/3 + 1 —> kurung (9 : 1/3)

      9 – (9 : 1/3) + 1 —> pembagian pecahan, jadikan kali dan ganti pembilang penyebut bilangan yang dibagi.

      9 – (9 x 3/1) + 1 —> 3/1 = 3 ; 9 x 3 = 27

      9 – 27 + 1 = ….

      semoga jawaban saya membantu ya…

      terima kasih

  2. Maaf min , coba jelaskan dari atas dasar apa hukum tsb , kenapa misal 21 + 15 : 3 – 5 x 4 + 32 = yg di hitung perkalian tau pembagian dulu ?

    Dan kasih penjelasan serta contoh detailnya ?

    • Lihat yang perkalian dan pembagian dulu. Bantu dengan tanda kurung biar ga salah hitung.

      Jadi penyelesaiannya adalah :

      21 + (15 : 3) – (5 x 4) + 32

      21 + 5 – 20 + 32

      26 – 20 + 32

      38

      Semoga bisa membantu.

      • Makasih udah di blz , cuma yg saya mksud itu , dari proses atau dasar apa , perkalian dan pembagian harus di hitung terlebih dahulu , knp bukan tambah dulu ??

        Tolong jelaskan dan brikut contohny !!

        Maksih ..

        • Perkalian setara dengan pembagian. Kalau bukan dalam kurung penghitungan mulai dari kiri.

          Penjumlahan setara dengan pengurangan. Kalau bukan dalam kurung penghitungan mulai dari kiri juga.

          Kenapa perkalian dan pembagian lebih dulu dari penjumlahan dan pengurangan, karena strata perkalian dan pembagian lebih tinggi dari pembagian.

    • Saya coba bantu ya. Penyelesaiannya begini :

      225 + 235 -75 – (85 x 5 ) : 4

      460 – 75 – 425 : 4

      385 – (425 : 4) —-> 425 :4 = 106,25

      385 – 106,25

      278,75

      Terima kasih

  3. saya mengikuiti metode anda Ka Ba Ta Ku tp disalahkan sama guru anak saya, ada soal sebenarnya sangat sederhana, 440 : 8 x 2 = , kalau mengikuti metode anda hasilnya 27,5 karena dikali dulu, tapi kata gurunya dibagi dulu, hasilnya jadi 110

    • Selamat siang…

      Jadi gini, kalau tidak ada tanda kurung di dalam proses tersebut. Kali bagi itu setara. Jadi prosesnya dari kiri.

      Kalau tidak ada tanda kurung dalam proses tersebut, tambah dan kurang juga setara. Jadi tetap dari kiri proses penghitungannya.

      Saya sudah jelaskan di atas… di paragraf sebelum contoh

      “Dan kalau ada perkalian berderet dengan pembagian, maka harus dihitung dari kiri dulu. Begitu juga kalau penjumlahan berderet dengan pengurangan, maka pengerjaannya dilakukan dari bilangan yang kiri dulu baru ke kanan. Kenapa? Karena penjumlahan setara dengan pengurangan, dan perkalian setara dengan pembagian.
      Oke? Gampang ya… ^^

      Nanti akan saya bold atau kasih warna supaya tidak ada lagi yang salah memahaminya…

  4. saya mengikuiti metode anda Ka Ba Ta Ku tp disalahkan sama guru anak saya, ada soal sebenarnya sangat sederhana, 440 : 8 x 2 = , kalau mengikuti metode anda hasilnya 27,5 karena dikali dulu, tapi kata gurunya dibagi dulu, hasilnya jadi 110

    • Oke, saya akan coba bantu untuk pembagecahan..

      Pada pembagian pecahan, yang dilakukan adalah mengganti tanda bagi dengan tanda kali. Lalu bilangan pecahan pembagi dibalik.

      contoh :

      4/5 : 2/3 = ?

      4/5 x 3/2 = ====> Lalu kalikan pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut.

      Pembilang = 4 dan 3;
      penyebut = 5 dan 2

      4/5 x 3/2 = 12/10 = 1 2/10 = 1 1/5

      Terima kasih

      • Gitu ya kak?? Aku bingung banget.. soalnya di buku matematika anakku kls 3sd
        429 -129 +25 : 5- 9 x 7 : 2 + 5 =
        (429 – 129 + 25) : 5 – (9 x 7) : (2 + 5) =
        325 : 5 – 63 : 7 = 56 ?????

        • Maaf, saya salah kali 9 x 7 = 63, saya edit jawaban saya ya… Maaf tadi kurang fokus…

          Jadi

          (429 – 129) + (25 : 5) – (9×7) : 2 + 5

          300 + 5 – 63 : 2 + 5

          300 + 5 – (63 : 2) + 5

          305 – 31,5 + 5

          = 278,5

        • Inti dari pengerjaan kabataku adalah

          Pertama, liat dulu yang di dalam kurung. kalau ada dalam kurung kerjain dulu yang ada di dalam kurung.

          Lalu, kalau tidak ada yang di dalam kurung, liat yang kali dan bagi dulu, selesaikan hitungan kali bagi.

          lalu iat yang tambah kurang.

          Kali setara dengan bagi; tambah setra dengan kurang.
          —-

          seperti contoh di atas, maka pengerjaannya adalah —> 429 -129 + (25 : 5) – 9 x 7 : 2 + 5 ;

          bukan —> (429 – 129 + 25) : 5 – (9 x 7) : (2 + 5).

  5. 1. 30 – 18 : 6 x 2 + 19 = ?
    2. 16 x (4 + 6) : 40 + 27 = ?
    3. 2 + 100 : 5 x 4 – 48 = ?
    Jawaban
    1. 30 – 18 : 6 × 2 + 19 = 30 – 3 × 2 +19
    = 30 – 6 + 19
    = 24 + 19
    = 43
    2. 16 × (4+6) : 40 + 27 = 16 × 10 : 40 + 27 = 160 : 40 + 27 = 4 + 27 = 31
    3. 2 + 100 : 5 × 4 – 48 = 2 + 100 : 20 – 48 = 2 + 5 – 48 = -41

    • 6 : 2 ( 2 + 1 ) —-> kerjain yg dalamkurung dulu.

      6 : 2 ( 3 ) ——> 6 : 2 dulu, yang setara (kali dan bagi, atau tambah dan kurang) dikerjakan dari kiri.

      3 ( 3 ) = 9

  6. Kenapa bisa perkalian terlebih dahulu yang kita lakukan, kenapa gak pembagian, kurang, atau tambah. Dan apa penyebab aturan ini terjadi. di Kali dahulu, bagi, tambah, kurang. kenapa ?

Leave a reply to Firsty Chrysant Cancel reply