
Hari terakhir di Sawarna, pagi hari, jam 6 kami berangkat menuju pantai Karang Taraje dan pantai Legok Pari. Meleset dari rencana awal yang semula ingin berangkat seabis subuh supaya bisa menikmati matahari terbit di pantai Karang Taraje, tidak jauh dari pantai Legok Pari. Tapi pada akhirnya bye bye sunrise Karng Taraje. Hari sudah mulai terang ketika kami beranjak dari penginapan.
Untuk menuju pantai Legok Pari dan pantai Karang Taraje ini kami keluar dulu ke arah jalan raya. Dari jalan raya, berjalan ke arah timur, dan kemudian nantinya berbelok ke kanan, setelah melewati kantor desa Sawarna Timur dan SDN 1 Sawarna. Kembali kita akan melewati jalan desa yang hanya bisa dilewati satu mobil yang nantinya berujung di jembatan gantung lainnya.
Setelah melewati jembatan gantung tersebut, terdapat jalan yang membelah ladang atau hutan ke kecil. Jalan setapak tersebut selebar satu meter yang menanjak (lumayan capek juga karena jaraaang olahraga hehehe). Tapi untungnya jalan yang menanjak ini sudah ditutupi conblock sepanjang kira-kira satu kilometer.
Baru kemudian di ujung jalan yang ditutupi conlock tersebut, jalan yang bakal dilalui adalah setapak yang becek dan licin. Tapi meskipun becek dan licin kayanya tukang ojek orang sana jagoan banget nganter pengunjung yang mau ke pantai Legok Pari. Jalan setapak yang becek ini jauhnya kira-kira satu kilometer juga. Di kiri kanan jalan setapak yang menurun tajam sampai ke pantai ini merupakan kebun pisang.
Sayang banget, begitu tiba di pantai kami disambut hujan. Mau ngga mau kami nongkrong dulu di pondok yang ada di pinggir pantai sambil menikmati teh dan sarapan nasi uduk.
Pantai Legok Pari ini merupakan teluk yang berpasir putih. Di pinggir teluk arah ke barat merupakan pantai berkrang yang menyambung sampai ke pantai Tanjung Layar. Sementara bagian kiri pantai yang mengarah ke laut juga berupa pantai berkarang yang berujung pada Pantai Karang Taraje yang semula hendak kami tuju. Di pantai Karang Taraje yang berupa inilah pengunjung bisa menyaksikan sunrise.
Sarapan udah, minum teh juga udah, tapi hujan masih turun. Daripada bengong di pondok, beberapa orang teman memutuskan bermain di pantai sambil hujan-hujan, termasuk sayaa, hehehe…
Hingga pada akhirnya semua ikut main di pantai sambil ujan-ujanan. Seru? Iya dong. Namanya juga di pantai. Ada yang saling siram dan saling dorong, yang pada akhirnya semua berbasah-basahan. Main air teteup…narsis-narsisan juga jalan. Dan yang lebih konyol adalah main kubur-kuburan. Salah seorang teman dikubur badannya, hanya kepala yang berada di luar pasir. Kemudian teman-teman yang lain ‘menangisi’ teman yang dikubur. Tetep aja kan di dalam diri orang dewasa ada sisi kanak-kanak yang perlu disalurkan? Hehehe…
Setelah puas main di pantai dan tentunya juga sekalian potopiti kami kembali ke penginapan dengan menyusuri pantai. Dari Legok Pari menuju Pantai Karang Bokor terus nantinya berujung pada pantai Tanjung Layar. Melewati jalur ini lebih sulit daripada jalur pertama menuju pantai Legok Pari.
Jalur ini merupakan jalur yang berupa jalan setapak yang sangat cocok bagi yang hobi hiking atau bagi pecinta alam. Bagi yang hobi hiking atau naik gunung mungkin jalur ini nggak ada apa-apanya. Di sini saya dan tiga orang teman hampir saja kesasar sampai berteriak memanggil orang. Untung pemandu kami berbalik dan mencari kami hahaha.
Ujung dari trek ini adalah bukit yang berseberangan dengan karang kembar Tanjung Layar. Di bawah bukit ini adalah pantai yang jalan untuk turun ke sana cukup terjal. Dari sana kita ke Tanjung Layar dengan cara menyusuri pantai berbatu dan air laut kira-kira 400 atau 500 meter.
Daaaannn berakhirlah jalan-jalan ceria ini. Menikmati Tanjung Layar di siang hari sebentar dan kemudian
kembali ke penginapan untuk bersiap-siap pulang ke Jakarta sehabis zuhur
Bye…bye Sawarna… 🙂
Pantai Sawarna, Pantai Tanjung Layar, Foto Senja di Tanjung Layar.
Pasir pantainya bersih banget,
jembatan gantungnya menantang banget.
seru kayaknya main ke sawarna.
Iya… pantainya bersih. Total ada 3 jembatan jembatan yang dilewati… 🙂
Seru banget kalau jalannya rame-rame…:)
[…] penyuka wisata goa, apalagi kalau harus menjelajah seharian. Dulu waktu ke Pantai Sawarna (di sini, di sini) saya pernah masuk gua-gua kecil dan saya ngga merasa nyaman di sana. Meskipun diiming-imingi duit […]